Gambaran Hubungan Faktor Individu Dan Postur Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja PT X
Daftar Isi:
- Gangguan muskuloskeletal merupakan keluhan yang terjadi pada otot rangka yang dirasakan mulai dengan keluhan ringan hingga sangat tinggi. Faktor yang mempengaruhi keluhan muskuloskletal adalah faktor individu dan faktor risiko pekerjaan. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan muskuloskeletal disorder (MSDs) pada pekerja departemen SHE, personalia, dan fabrikasi di PT X Sidoarjo. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Responden penelitian ini (22 orang) berasal dari departemen SHE (7 orang), personalia (5 orang), dan fabrikasi (10 orang). Variabel yang diteliti adalah faktor individu (usia, masa kerja, kebiasaan merokok, indeks massa tubuh, dan kebiasaan olahraga), keluhan MSDs, dan tingkat risiko postur kerja. Metode yang digunakan sebagai identifikasi tingkat risiko ialah metode REBA (Rapid Entire Body Assessement) dan untuk identifikasi keluhan MSDs menggunakan Nordic Body Map (NBM). Analisis data tersebut menggunakan tabulasi silang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keluhan subjektif MSDs tingkat sedang lebih tinggi pada usia <35 tahun (100%), masa kerja 5-10 tahun (85,7%), responden dengan kebiasaan merokok (80%), indeks massa tubuh normal (87,5%), sering olahraga (100%), dan dengan risiko postur tubuh sedang (68.7%). Keluhan subjektif MSDs menurut NBM tertinggi berlokasi di leher bawah dan bahu kanan dengan tingkat agak sakit. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tua usia, semakin lama masa kerja, dan semakin tinggi risiko postur kerja, akan semakin tinggi pula tingkat keluhan MSDs-nya. Responden yang melakukan olahraga mempunyai risiko lebih rendah untuk mengalami MSDs. Merokok diketahui meningkatkan tingkat risiko MSDs. Disarankan untuk perusahaan membuat program pemanasan setiap sebelum memulai bekerja, membuat kegiatan olahraga di perusahaan seperti futsal rutin atau semacamnya, menaikan objek sesuai dengan antropometri pekerja agar tidak terlalu membungkuk, dan memberikan sosialisasi tentang ergonomi dan dampak dari postur kerja yang tidak ergonomis.