Wacana 2019 Ganti Presiden Dalam Harian Kompas Jelang Pemilihan Presiden 2019
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan membongkar wacana 2019 Ganti Presiden, mengungkap praktik diskursif tentang 2019 Ganti Presiden, serta menganalisis praksis sosio budaya dalam masyarakat. Hal ini dilakukan karena dampak dari pemberitaan media terkait berita 2019 Ganti Presiden tersebut memunculkan sebuah aksi besar yaitu Gerakan #2019GantiPresiden yang dideklarasikan di berbagai kota di Indonesia. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan analisis wacana kritis Norman Fairclough karena dianggap sesuai dengan analisis wacana media berita. Analisis Norman Fairclough memiliki tiga dimensi, di antaranya: 1) teks yaitu menganalisis secara linguistik baik struktur grammar dan kosa kata, semantik, sintaksis, koherensi dan kohesi teks yang diteliti; 2) praktik diskursif yaitu menghubungkan proses produksi, konsumsi dan distribusi teks yang diteliti; dan 3) praksis sosio budaya yaitu menganalisis konteks di luar teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Harian Kompas telah menjadi media opini masyarakat terhadap hadirnya wacana 2019 Ganti Presiden. Makna dari keseluruhan analisis menunjukkan bahwa adanya wacana 2019 Ganti Presiden di Indonesia telah menguatkan polarisasi dimasyarakat, kerap dijadikan strategi kampanye, menjadikan agama sebagai identitas politik bersama serta bias pengunaan media sosial. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui dampak 2019 Ganti Presiden yang terjadi. Kemudian pada ranah praktik diskursif ditemukan bahwa peran media berfungsi seperti pedang bermata dua yang mampu mengatur pola pikir masyarakat baik bertujuan menciptakan persatuan bangsa atau justru memecah belah masyarakat. Pada ranah praksis sosio budaya, ditemukan adanya politik digital, politik kartel dan politisasi agama di masyarakat yang ketiganya berperan pada proses pemilihan umum presiden 2019.