Daftar Isi:
  • Penggunaan sarung tangan lateks sekali pakai oleh pelaku tindak kriminal bertujuan untuk tidak meninggalkan jejak atau bukti di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sarung tangan lateks merupakan suatu barang bukti yang dapat menghubungkan antara tersangka dengan TKP karena berpotensi mengandung sidik jari dan profil DNA dari orang yang memakainya. Pengamatan pada sidik jari yang telah dideteksi dengan reagen, apabila tidak cukup baik untuk proses identifikasi maka diperlukan upaya untuk mengekstraksi profil DNA dari sidik jari yang memungkinkan untuk proses identifikasi personal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas dan kuantitas DNA dari sarung tangan lateks yang diuapi cyanoacrylate, yang merupakan reagen pengembang sidik jari laten pada permukaan yang tidak berpori, dengan lama penguapan yang berbeda (0, 15, 30, dan 45 menit). Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen, dengan rancangan penelitian post-test only control group design. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 7 pasang sarung tangan lateks. Hasil pengukuran kadar DNA mengalami penurunan secara berturut-turut yaitu 978,5 μg/ml, 624,5 μg/ml, 526 μg/ml, dan 125 μg/ml. Hasil tersebut telah dilakukan uji statistik Kruskal-Wallis yang menunjukkan adanya perbedaan efek lama penguapan cyanoacrylate terhadap kadar DNA dari sarung tangan lateks menggunakan Spektrofotometer UV dengan nilai p = 0,001 (nilai Sig. < 0,05). Hasil pengukuran kemurnian DNA yaitu 1,21-1,26 yang memungkinkan untuk dilakukan amplifikasi dengan metode PCR. Visualisasi hasil elektroforesis pada lokus D18S51 dan lokus TH01 menghasilkan pita sebesar 100% positif. Uap cyanoacrylate pada penelitian ini memberikan efek pada kadar DNA yang diekstraksi dari sarung tangan lateks bekas pakai, namun tidak menyebabkan efek negatif pada proses amplifikasi PCR