Daftar Isi:
  • Ikan bawal air tawar merupakan spesies ikan yang memiliki tingkatkelangsungan hidup yang tinggi (90%), proses produksi tidak dipengaruhi musim,pertumbuhan cepat, ekonomis, dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi, tahanpenyakit, dan mudah dibudidayakan. Oleh karena itu permintaan ikan bawal airtawar terus meningkat. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi ikan bawalair tawar adalah dengan meningkatkan kualitas pakan. Kualitas pakan dapatditingkatkan dengan menambahkan enzim bonggol nanas dalam pakan. Aktivitasenzim bromelin tertinggi terdapat pada bonggol nanas berkisar 0,695-1,081 U/ml.Enzim bromelin mampu menghidrolisis protein menjadi asam amino, berperansebagai katalisator dalam sel, mengandung thiamine yang berperan dalampemecahan gluksosa menjadi energi serta mangan yang berperan dalampemecahan glukosa menjadi energi sehingga dapat meningkatkan daya cernaprotein dan energi. Oleh karena itu perlu diketahui nilai kecernaan protein kasardan energi pada pakan yang ditambahkan enzim bonggol nanas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan enzimbonggol nanas dalam pakan komersil ikan bawal air tawar terhadap kecernaanprotein kasar dan energi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampaiDesember 2019 dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), yangterdiri dari 5 perlakuan yang meliputi P0 (Pakan komersil 100% + enzim bonggolnanas 0%), P1 (Pakan komersil 100% + enzim bonggol nanas 0,75%), P2 (Pakankomersil 100% + enzim bonggol nanas 1,5%), P3 (Pakan komersil 100% + enzimbonggol nanas 2,25%), P4 (Pakan komersil 100% + enzim bonggol nanas 3%)dengan masing-masing 4 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis denganmenggunakan analysis of variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada kecernaan protein kasar dan energi karenamenunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05).Hasil dari penelitian ini yaitu nilai kecernaan protein kasar pada masingmasingperlakuan : P0 (94,968%), P1 (95,713%), P2 (96,524%), P3 (97,419%),dan P4 (96,135%) saling berbeda nyata (p<0,05). Adapun nilai kecernaan energiP3 (97,839%) berbeda nyata (p<0,05) dengan P0 (97,012%), P1 (96,575%), P2(97,200%), dan P4 (96,695%) sedangkan perlakuan P2 (97,200%) dan P4(96,695%) tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan P0 (97,012%).