Analisis Spatial dan Temporal pada Land Surface Temperature dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Pulau Madura
Daftar Isi:
- Autoregression dan multivariate regression dengan cubic spline digunakan untuk kombinasi antara data spatial dan data temporal. Pada uji autoregression digunakan untuk mengetahui pola temporal. Sedangkan multivariate regression digunakan untuk spatial dalam melihat perubahan. Serta cubic spline digunakan untuk melihat pola musiman. Analisis Land Surface Temperature (LST) menggunakan ketiga uji tersebut, hasilnya akan dibandingkan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbandingan pola Land Surface Temperature (LST) dengan pola kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pulau Madura. Metode ini menggunakan data LST dengan 36 sub-region pada empat region selama periode tahun 2000-2019 dan data incidence rate DBD pada empat kabupaten di Pulau Madura dari tahun 2010-2019. Data LST didapatkan dari website MODIS NASA, serta data DBD dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian non reaktif. Hasil pada penelitian ini menggunakan pemetaan pada LST di 36 sub-region dari empat region, serta pemetaan incidence rate DBD di empat kabupaten pada Pulau Madura. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa peningkatan pola LST dan DBD terjadi pada tahun yang sama yaitu tahun 2015. Nilai CI yang bernilai negatif menunjukkan adanya penurunan LST, sedangkan nilai Z yang negatif menunjukkan area yang dingin. Serta, nilai R2 dari uji cubic spline menunjukkan fungsi yang cukup baik digunakan untuk melihat pola LST dengan nilai yang hampir sama antar sub-region. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu perubahan LST di Pulau Madura dengan nilai Z < -1 termasuk kategori likely decrease pada region 1 (west) dan 4 (east), sedangkan nilai Z < -1,96 termasuk kategori decrease pada region 2 (central west) dan 3 (central east). Selain itu, region dengan LST yang sedikit penurunan mengalami kejadian DBD dengan kategori tinggi yang lebih banyak.