Daftar Isi:
  • Pengolahan limbah logam berat tembaga (Cu) yang buruk menimbulkan pencemaran yang melebihi nilai ambang batas Cu di perairan. Walaupun keberadaan Cu sebagai unsur mikronutrien dibutuhkan tubuh, namun dalam konsentrasi tinggi akan menghambat proses metabolisme dan kerusakan sel. Pencemaran Cu di perairan dapat diatasi dengan bioremediasi menggunakan mikroalga merah Porphyridium cruentum. Kemampuan P. cruentum dalam meremediasi logam berat di perairan dinilai sangat baik karena pada kepadatan kurang dari 500 sel/mL sudah dapat meremediasi Cu 1 ppm hingga sebesar 68%. sel/mL. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kepadatan P. cruentum sebagai agen bioremediasi terhadap kadar penyerapan logam berat tembaga (Cu). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) empat perlakuan dan lima kali ulangan. Kepadatan P. cruentum sebagai variabel bebas. Lama waktu pemaparan Cu, konsentrasi Cu, dan kualitas air media pertumbuhan sebagai variabel kendali. Kadar Cu yang terserap dan pertumbuhan P. cruentum sebagai variabel terikat. Perlakuan kontrol (P0) menggunakan kepadatan P. cruentum 250 sel/ml tanpa penambahan Cu. (P1) menggunakan kepadatan P. cruentum 250 sel/ml dengan penambahan Cu 1 ppm. (P2) menggunakan kepadatan P. crentum 500 sel/ml dengan penambahan Cu 1 ppm. (P3) menggunakan kepadatan P. cruentum 750 sel/ml. Seluruh perlakuan diberi pupuk Guillard pada media kultur sebagai nutrient mikroalga. Penelitian ini membuktikan bahwa kepadatan P. cruentum berpengaruh terhadap kadar penyerapan logam berat tembaga (Cu). Persentase penyerapan Cu tertinggi pada perlakuan P3, yaitu sebesar 79,98 %. Sedangkan penyerapan Cu terendah pada perlakuan P1 sebesar 28,80 %. Cu pada media kultur dan kepadatan sel awal P. cruentum mempengaruhi fase pertumbuhan P. cruentum.