Daftar Isi:
  • Masalah remaja putri di Indonesia yang menyebabkan angka insiden penyakit infeksi saluran reproduksi cukup banyak adalah personal hygiene menstruasi. Masalah terkait personal hygiene menstruasi tidak terjadi pada remaja normal saja, melainkan juga pada remaja dengan retardasi mental. Kebanyakan remaja normal tidak mengalami kesulitan saat melakukan personal hygiene menstruasi, tetapi remaja dengan retardasi mental masih membutuhkan bantuan dari keluarga dalam melakukan personal hygiene terutama pada saat menstruasi .Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor yang berkaitan dengan personal hygiene menstruasi pada remaja putri dengan retardasi mental di Sekolah Luar Biasa (SLB) Marsudi Utomo Kesamben Kabupaten Blitar. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan melakukan kajian secara mendalam tentang personal hygiene menstruasi pada remaja putri dengan retardasi mental yang dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasional. Variabel yang digunakan terdiri dari faktor predisposisi dengan sub variabel tingkat pengetahuan remaja putri retardasi mental, status sosial ekonomi, kebiasaan dan persiapan, variabel faktor pendukung dengan sub variabel fasilitas atau sarana kesehatan, dan variabel faktor pendukung dengan sub variabel perilaku petugas lain. Hasil penelitian menunjukkan status sosial ekonomi keluarga remaja putri masih dibawah UMR Kabupaten Blitar, tetapi dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk segi personal hygiene. Pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene didapatkan dari orang tua dan guru, tetapi dalam penerimaan informasi tergantung tingkatan retardasi mental. Kebiasaan terkait personal hygiene menstruasi cukup baik. Sekolah dan rumah sudah mendukung fasilitas atau sarana kesehatan untuk personal hygiene menstruasi. Petugas sekolah belum pernah mengajarkan personal hygiene menstruasi secara khusus disekolah melainkan hanya secara lisan. Dari penelitian tersebut, seharusnya dibuat catatan khusus jadwal menstruasi, pemberian informasi secara intens, disediakan fasilitas khusus untuk membuang pembalut bekas pakai pada setiap rumah, diadakannya materi khusus terkait personal hygiene di sekolah dan tenaga kesehatan harus lebih sering dalam mensosialisasikan personal hygiene menstruasi pada remaja putri.