Daftar Isi:
  • Penelitian ini berfokus pada tahapan growth pada hubungan romantis dua orang yang salah satunya atau keduanya pernah mengalami kekerasan dalam keluarganya. Seseorang yang pernah mengalami kekerasan dalam keluarganya dapat mengikis harga dirinya dan kemampuannya untuk mempercayai diri sendiri dan orang lain. Kepercayaan atas diri sendiri dan kepercayaan dapat memiliki ikatan dengan orang lain adalah salah satu kunci dari awal tahapan hubungan romantis dan fondasi dari hubungan romantis yang sehat. Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik meneliti “Bagaimana tahapan growth pada pasangan romantis yang pernah mengalami kekerasan dalam keluarga?” Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif dimana pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam. Penelitian ini mendeskripsikan temuan dari kata-kata yang diucapkan secara lisan dan nonverbal dari informan ketika wawancara berlangsung. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan attachment theory milik Shaver dan Hazan (1987) serta teori tahapan growth dalam hubungan romantis Mongeau & Henningsen (2004:301). Berdasarkan hasil analisis dari wawancara mendalam para informan diperoleh bahwa seseorang yang pernah memiliki pengalaman kekerasan dalam keluarganya cenderung memiliki kekhawatiran yang besar dalam hubungan romantisnya, hal tersebut disebabkan karena kekurangan kepercayaan pada dirinya dan pada orang lain. Sehingga yang terjadi pada hubungan romantis seseorang yang pernah mengalami kekerasan pada tahapan growth ini adalah kesulitan dalam membuka dirinya dan menetapkan diri mereka pada hubungan romantis.