Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perceived discrimination dan psychological well-being homoseksual di Indonesia. Perceived discrimination merupakan penilaian subjektif mengenai pengalaman diskriminasi (Williams, dkk., 2008). Psychological well-being merupakan pandangan mengenai kesejahteraan yang fokus pada positive psychological functioning, yang terdiri atas 6 dimensi, yaitu autonomy, environmental mastery, purpose in life, positive relations with other, personal growth, dan self-acceptance (Ryff, 2013). Penelitian ini dilakukan pada homoseksual (gay pria maupun lesbian) berusia 18 tahun ke atas dengan jumlah subjek sebanyak 70 orang, yang terdiri atas 59 gay pria dan 11 lesbian. Instrumen pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah Expanded Everyday Discrimination Scale (Williams, dkk., 2008) dan Ryff’s Psychological Well-Being Scale (Ryff, 2013). Analisis data dilakukan menggunakan teknik statistik Pearson Product Moment menggunakan IBM SPSS Statistic 22.0 for windows. Hasil pada penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara perceived discrimination dan psychological well-being (r= -0,143; p= 0,239). Penelitian ini menemukan adanya perbedaan yang signifikan pada psychological well-being homoseksual berdasarkan status coming out dan jangka waktu setelah coming out. Homoseksual yang belum coming out mempunyai psychological well-being yang lebih positif dibandingkan mereka yang sudah coming out. Sementara itu, psychological well-being pada homoseksual yang telah coming out 5 tahun yang lalu diketahui lebih positif dibandingkan dengan mereka yang telah coming out kurang dari 2 tahun.