Daftar Isi:
  • Latar belakang : Reseptivitas endometrium adalah keadaan fisiologis di mana endometrium memperoleh fenotip adhesif yang memungkinkan implantasi embrio memiliki peran terhadap kejadian kegagalan implantasi. Gangguan reseptivitas endometrium dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada aksis Hipotalamus– Pituitari–Gonad (HPG) akibat aktivasi aksis Hipotalamus–Pituitary–Adrenal (HPA) oleh stres. HBEGF merupakan salah satu biomarker reseptivitas endometrium yang berperan dalam desidualisasi sel stroma endometrium untuk mencapai keadaan reseptif dan inisiasi implantasi. Kortikosteron merupakan hormon glukokortikoid yang dominan pada hewan pengerat, sama halnya seperti kortisol pada manusia. Tingginya hormon kortikosteron akibat stres kronis memicu gangguan homeostasis di endometrium oleh berakibat menurunnya kadar HBEGF. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh peningkatan kadar kortikosteron akibat stres kronis terhadap ekspresi HBEGF pada endometrium Rattus norvegicus. Metode : Penelitian ini telah mendapatkan kelaikan etik dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Sampel penelitian terdiri dari 34 Rattus norvegicus yang terbagi atas 2 kelompok, kelompok kontrol dan kelompok perlakuan stres menggunakan metode Chronic Unpredictable Mild Stress (CUMS). Kadar kortikosteron serum yang terdeteksi melalui ELISA dan ekspresi HBEGF endometrium pada fase diestrus dievaluasi dengan metode imunohistokimia. Hasil : Kadar kortikosteron serum kelompok perlakuan stres lebih tinggi (72.84 ± 64.03) dibandingkan kelompok kontrol (23.29 ± 8.42). Ekpresi HBEGF kelompok perlakuan stres lebih rendah (82.06 ±5.91) dibandingkan kelompok control (118.76±13.20). Uji statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna ekspresi HBEGF pada endometrium Rattus norvegicus p = 0,000 (p< 0.05). Kesimpulan : Peningkatan kadar hormon kortikosteron akibat stres kronis dapat menurunkan ekspresi HBEGF pada endometrium Rattus norvegicus.