Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan post-traumatic growth pada remaja perempuan dengan tunanetra perolehan di Surabaya. Post-traumatic growth atau pertumbuhan pasca trauma ialah konstruk positif yang dialami individu setelah trauma dan berasal dari elaborasi dan konseptualisasi kejadian yang dialami individu dan direpresentasi pada kenyataan (Tedeschi & Calhoun, 2004). Penulis menggunakan domain post-traumatic growth dari Tedeschi dan Calhoun (2004) yakni hubungan individu dengan orang lain, prioritas hidup baru, kekuatan pribadi, perubahan spiritual, dan apresiasi terhadap hidup sebagai panduan dalam mengidentifikasi gambaran post-traumatic growth pada remaja perempuan penyandang tunanetra perolehan di Surabaya. Penelitian ini melibatkan tiga subjek perempuan usia remaja yang menyandang tunanetra perolehan (tunanetra disebabkan oleh kejadian) dan tiga significant others. Ketiga subjek merupakan mahasiswa aktif universitas negeri di Surabaya. Subjek pertama berusia 19 tahun, subjek kedua berusia 19 tahun, dan subjek ketiga berusia 21 tahun. Ketiga subjek memiliki post-traumatic growth yang sangat tinggi ketika diukur menggunakan post-traumatic growth inventory. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik penggalian data yang digunakan adalah wawancara dengan pedoman umum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa post-traumatic growth oleh ketiga remaja perempuan penyandang ketunanetraan dalam kondisi berbeda-beda. Remaja perempuan memiliki hubungan lebih dekat dengan orang lain sebagai dukungan sosial menghadapi ketunanetraan. Remaja perempuan mempunyai prioritas hidup baru yakni menggapai cita-cita dan lebih menghargai hidup yang dimiliki karena mempunyai motivasi hidup yakni membahagiakan orangtua. Remaja perempuan menunjukkan perubahan spiritual dan memunculkan kondisi pribadi lebih kuat.