Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara paparan xilena dengan keluhan gangguan saraf pada pengerajin sepatu di kecamatan Benowo Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 pengrajin sepatu. Pengukuran konsentrasi xilena menggunakan uji laboratorium. Metode untuk medeteksi dini keluhan gangguan saraf yaitu wawancara menggunakan kuesioner Q18 versi Jerman.Tiga puluh pengrajin sepatu menyelesaikan kuesioner gejala 18 versi Jerman Hasil kuesioner Q18 menunjukkan dua puluh lima pengrajin sepatu menjalani keluhan gangguan saraf positif dari hasil kuesioner Hasil kuesioner Q18 menunjukkan 25 responden yaitu 83% responden memiliki keluhan gangguan saraf (menjawab ’ya’ pada sejumlah 5 hingga 9 pertanyaan dalam kuesioner Q18 versi Jerman). Sampel udara diperoleh data bahwa paparan xilena pada pengrajin sepatu setiap kali mereka bekerja antara 0.0016 dan 19.2 ppm. Konsentrasi xylene yang ditemukan pada pekerja tidak melebihi nilai ambang batas (NAB) 100 ppm. NAB yang diperkenankan 100 ppm.Mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.5 /2018, konsentrasi xylene yang ditemukan pada pekerja tidak melebihi nilai ambang batas (NAB) 100 ppm. NAB yang diperkenankan 100 ppm. Dalam uji chi-square Hasil dari uji hubungan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan paparan xilena dengan keluhan gangguan saraf , tidak terdapat signifikan hubungan quotient risiko (RQ) dengan keluhan gangguan saraf , tidak terdapat hubungan usia, masa kerja, kebiasaan merokok dan IMT dengan keluhan gangguan saraf tidak terdapat hubungan penggunaan APD dengan keluhan gangguan saraf Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara paparan xilena dengan keluhan gangguan saraf pada pengrajin sepatu di kecamatan Benowo Surabaya.