Daftar Isi:
  • Sapi bali merupakan sapi potong asli Indonesia hasil domestikasi dari banteng (bos-bibos banteng) dan sering dimanfaatkan di Indonesia karena mampu bereproduksi secara cepat dan juga dapat dipekerjakan di sawah maupun ladang. Peningkatan kualitas genetik pada aspek produktivitas dapat menunjang keunggulan sapi bali. Penyebaran genetik dari pejantan yang terseleksi salah satunya adalah menggunakan teknologi reproduksi untuk penyebaran genetik. Salah satu teknologi reproduksi yang telah berhasil dan banyak digunakan untuk penyebaran genetik pejantan adalah Inseminasi Buatan (IB). Semen yang sudah ditampung setelah ejakulasi kemudian ditambahkan dengan pengencer tertentu dan melewati tahapan pendinginan salah satunya ekuilibrasi pada suhu 5°C. Proses penyimpanan semen menggunakan suhu pendinginan dan dapat menyebabkan proses pembentukan radikal bebas terjadi. Pendinginan ekuilibrasi dapat menurunkan kualitas spermatozoa karena terdapat asam laktat hasil metabolisme yang bersifat racun bagi spermatozoa (Sugiarti dkk, 2004). Spermatozoa bisa bertahan lebih lama apabila dapat menangkal efek dari radikal bebas dari pendinginan tersebut. Antioksidan pada diluter dapat digunakan untuk menetralisir efek buruk radikal bebas (Widiastuti, 2001). Kopi merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia dan memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Dua kopi yang sering dimanfaatkan adalah arabika dan robusta. Kandungan antioksidan kafein dan asam kloregenat pada kopi robusta lebih tinggi daripada kopi lain, sehingga dapat menangkal radikal bebas lebik baik. Penilaian kualitas spermatozoa diperlukan untuk mengetahui kelayakan sel sperma sebelum dapat membuahi sel telur betina. Motilitas spermatozoa dapat diperiksa dengan mengamati gerakan sel. Spermatozoa hidup dapat diketahui dengan ada atau tidaknya zat warna yang masuk dalam sel. Empat perlakuan pada enam sapi menunjukkan hasil P1 dengan kadar 5% sari kopi robusta paling baik dalam mempertahankan kualitas spermatozoa. Viabilitas P0 (kontrol) berbeda nyata dengan P1(5%), P2 (10%), atau P3 (15%) (p<0,05). Motilitas P3 (15%) berbeda nyata dengan P0 (kontrol), P1 (5%), atau P2 (10%) (p<0,05). Konsentrasi penambahan sari kopi sebagai diluter tidak berpengaruh terhadap kualitas spermatozoa sapi bali. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa penambahan konsentrasi sari kopi robusta dapat menurunkan kualitas spermatozoa sapi bali setelah ekuilibrasi. Faktor yang dapat mempengaruhi kualitas spermatozoa pada penelitian ini diduga karena konsentrasi yang belum tepat pada sari kopi robusta dan dapat dikarenakan kesalahan sewaktu proses pembuatan preparat.