Daftar Isi:
  • Latar belakang : Pemakaian cardiopulmonary bypass (CPB) pada operasi jantung dewasa mengganggu sistem koagulasi. Pemeriksaan koagulasi yang cepat dan tepat memberi petunjuk klinisi untuk memprediksi gangguan hemostasis atau menentukan terapi intervensi. APTT dan PPT adalah pemeriksaan laboratorium standar, terbatas hanya mendeteksi defisiensi faktor koagulasi. Pemeriksaan TEG (R time, K time, α angle, MA, dan LY30) memberi gambaran seluruh proses koagulasi dan fibrinolisis, dengan hasil lebih cepat. Tujuan penelitian : Menganalisis hubungan nilai APTT, PPT, dan TEG dengan volume perdarahan dan hubungan TEG R time dengan nilai APTT dan PPT pasien dewasa pasca operasi jantung dengan CPB. Metode : Penelitian observasional prospektif. Sampel darah sitrat diperiksa di alat TEG®5000, dilanjutkan pemeriksaan APTT dan PPT di alat Sysmex CS-2100i. Volume perdarahan diukur dari chest drain 1-2 jam di ICU pasca penutupan dada. Kriteria perdarahan : > 1,5 mL/kgBB/jam 6 jam berturut-turut dalam 24 jam atau >100 mL/jam. Analisis statistik normalitas data dengan Shapiro Wilk, korelasi dengan Spearman dan Pearson. Hasil dan Pembahasan : Hasil menunjukkan 30 pasien tidak terdapat perdarahan bermakna secara klinis. Hubungan bermakna (p=0,008, r=0,472) PPT dengan volume perdarahan di jam IV. Tidak terdapat hubungan antara APTT dan TEG (time, K time, α angle, MA, dan LY30) terhadap volume perdarahan jam I,II,III, dan IV. APTT berhubungan bermakna (p=0,010, r=0,463) dengan TEG R time. TEG menunjukkan gambaran hiperkoagulasi (56,7%), yang memiliki arti klinis penting pada pasien dengan riwayat penyakit jantung. Simpulan : PPT dapat dipakai untuk melihat perubahan volume perdarahan jam IV, TEG lebih baik dalam mendeteksi hiperkoagulasi, serta APTT atau TEG R time berhubungan bermakna untuk mendeteksi gangguan faktor koagulasi pasien pasca operasi jantung dewasa dengan CPB.