Gambaran Self Efficacy Anggota Keluarga Yang Mengalami Stigma Selama Merawat Penderita Gangguan Jiwa Di Kecamatan Buduran, Sidoarjo
Daftar Isi:
- Pendahuluan: Stigma yang didapatkan penderita gangguan jiwa dari masyarakat juga dirasakan oleh keluarga, mereka akan merasa sedih, malu, takut, dan merasa tidak leluasa melakukan banyak aktivitas diluar. Beban psikologis yang dirasakan oleh keluarga yang merawat dapat mempengaruhi keadekuatan self efficacy dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini Menjelaskan gambaran self efficacy keluarga yang mengalami stigma selama merawat penderita gangguan di Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Metode: Jenis desain penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif fenomenologi dengan partisipan sebanyak 15 orang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa. Teknik pengambilan data yang digunakan berupa indepth interview. Data dianalisis menggunakan teknik Colaizi. Data didapatkan dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada partisipan. Hasil: penelitian ini menghasilkan gambaran self efficacy anggota keluarga yang merawat penderita gangguan jiwa didasarkan pada besaran masalah yang dirasakan berupa stigma masyarakat pada dimensi magnitude, sehingga terbentuk mekanisme koping baik adaptif ataupun maladaptif pada dimensi strength, menghasilkan cakupan perilaku yang cukup terbatas pada dimensi generality, dan harapan para anggota keluarga dalam kesembuhan penderita dan pemaknaan kondisi. Diskusi: suatu keluarga yang memiliki sanak-saudara sebagai penderita gangguan jiwa rentan memiliki self efficacy yang tidak adekuat disebabkan adanya perilaku yang tidak wajar dari penderita. Stigma masyarakat yang berkembang turut dirasakan keluarga dan menjadi beban psikologis. Kondisi demikian mampu mempengaruhi gambaran self efficacy anggota keluarga yang merawat penderita gangguan jiwa.