Daftar Isi:
  • Proyek reklamasi Teluk Benoa Bali yang dilakukan oleh PT. Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) memicu masalah. Proyek tersebut mendapatkan penolakan dari masyarakat sekitar Teluk Benoa. Reklamasi Teluk Benoa dianggap mengancam kelestarian alam Teluk Benoa dan mengancam ruang-ruang hidup masyarakat sekitar Teluk Benoa, khususnya desa Tanjung Benoa. Atas dasar itulah masyarakat melakukan resistensi agar reklamasi Teluk Benoa dihentikan. Resistensi tersebut dilakukan melalui media perjuangan bernama ForBALI. Melalui fenomena tersebut, studi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang memadai tentang resistensi komunitas ForBALI terhadap reklamasi Teluk Benoa oleh PT. TWBI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori resistensi oleh James Scott. Metode penentuan subjek penelitian menggunakan purposive sampling dimana subjek penelitian dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah ditentukan. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil pengumpulan data kemudian direduksi dan memilah hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian untuk menggambarkan resistensi komunitas ForBALI terhadap reklamasi Teluk Benoa oleh PT.TWBI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resistensi yang kuat pada individu dapat melahirkan solidaritas sosial. Solidaritas tersebut lahir melalui adanya sebuah persamaan nasib dan tujuan yang sama untuk mempertahankan sebuah keyakinan. Keyakinan itu tumbuh kuat ketika Teluk Benoa sebagai bagian ruangruang hidup masyarakat Tanjung Benoa terancam punah akibat adanya proyek reklamasi yang dilakukan oleh PT. TWBI. Resistensi tersebut kemudian dilakukan menjadi sebuah wadah perjuangan bernama ForBALI. Resistensi ForBALI merupakan resistensi yang sifatnya terbuka. Beragam resistensi dilakukan oleh ForBALI dari sebuah petisi, kampanye, aksi demonstrasi, hingga jalur litigasi.