Daftar Isi:
  • Penyakit hati kronis yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C dapat berkembang menjadi fibrosis hati, sirosis hati hingga karsinoma hepatoselluler. Zat besi yang berlebihan pada infeksi virus hepatitis C kronis merupakan kofaktor yang mendorong perkembangan kerusakan hati dan meningkatkan risiko terjadinya fibrosis hati, sirosis hati, dan karsinoma hepatoselluer. Peningkatan status zat besi pada infeksi hepatitis C dikaitkan dengan penurunan kadar hepsidin, suatu regulator utama homeostastis zat besi. Hubungan antara hepsidin dengan derajat fibrosis hati pada pasien hepatitis C kronis yang belum mendapatkan terapi masih menjadi kontroversi Tujuan: Menganalisis hubungan kadar serum hepsidin dengan fibrosis hati berdasarkan fibroscan pada pasien hepatitis C kronis di Poliklinik Gastroentero- Hepatologi. Material dan Metode: Penelitian analitik observasional cross-sectional, meliputi 34 pasien hepatitis C yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi selama bulan Juli – September 2019. Pasien dipilih secara konsekutif dan diperiksakan kadar hepsidin serta pemeriksaan fibroscan untuk mengukur fibrosis hati. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman dan dianggap bermakna jika p < 0,05. Hasil: 34 subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini, terdiri dari 12 subjek laki-laki dan 22 subjek perempuan dengan rerata usia 49,76 ± 9,52 tahun. Rerata kadar serum hepsidin sebesar 18,23 ± 5,35 ng/ml. Rerata hasil pengukuran fibroscan sebesar 8,80 ± 4,53 kPa dengan pasien terbanyak fibrosis derajat F3 sejumlah 11 orang (32,4%). Didapatkan hubungan yang bermakna dengan kekuatan korelasi kuat antara serum hepsidin dengan fibrosis hati dengan nilai r= -0,788 (p<0,001). Terdapat hubungan negatif antara kadar serum hepsidin dengan fibrosis hati berdasarkan fibroscan pada pasien hepatitis C kronis.