Daftar Isi:
  • Kanker payudara masih merupakan keganasan yang paling sering dijumpai pada wanita, 80% kanker payudara terdiagnosis pada stadium lanjut. Modalitas deteksi dini yang telah digunakan secara luas saat ini seperti pemeriksaan radiologi dan petanda biologis seperti CEA dan Ca 15-3 memiliki keterbatasan dalam deteksi dini kanker payudara. MicroRNA (miRNA) suatu non-coding RNA endogen dengan panjang 22-25 nukleotida, berperan sebagai regulator ekspresi gen post transkripsional, terlibat pada berbagai proses seluler seperti proliferasi, diferensiasi dan apoptosis sel. Over ekspresi miRNA-21 menunjukkan peran yang besar pada perkembangan kanker payudara. Tujuan: Mengetahui peran circulating plasma miRNA-21 sebagai petanda biologis untuk deteksi dini dengan membandingkan ekspresinya pada kelompok pasien kanker payudara stadium dini dan kontrol orang sehat. Metode: Dilakukan pengukuran ekspresi circulating plasma miRNA-21 pada 26 pasien kanker payudara stadium dini dan 16 kontrol orang sehat menggunakan metode qRT-PCR dengan miRNA-16 sebagai kontrol endogen. Nilai ekspresi relatif miRNA-21 dihitung dengan formula 2-ΔΔCt. Hasil: Median ekspresi miRNA-21 pada kelompok kanker payudara secara signifikan lebih tinggi 4,34 kali dibanding kelompok kontrol orang sehat (p=0,000), masing-masing 3,933(1,18-11,79) dan 0,905(0,28-4,53). Analisis menggunakan kurva ROC didapatkan AUC 92,3% (95% CI: 83,4%-100%; sensitivitas 92,3%; spesifisitas 81,2%) dengan nilai cutt-off 1,86. Kesimpulan: Nilai ekspresi circulating plasma miRNA-21 secara signifikan mengalami up-regulated pada pasien kanker payudara dibandingkan dengan orang sehat. MiRNA-21 dapat membedakan pasien kanker payudara dengan orang sehat, merupakan suatu petanda biologis non-invasif yang potensial dalam deteksi dini kanker payudara.