Daftar Isi:
  • Sinbiotik didefinisikan sebagai produk kombinasi seimbang yang terdiri dari probiotik dan prebiotik dalam mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme pada saluran pencernaan inang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian sinbiotik pada pakan formulasi terhadap retensi protein dan retensi lemak ikan nila (O. niloticus).Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari P0 (Kontrol), P1 (Prebiotik 1% dan Probiotik 1%), P2 (Prebiotik 1% dan Probiotik 2%), P3 (Prebiotik 2% dan Probiotik 1%) dan P4 (Prebiotik 2% dan Probiotik 2%).Prebiotik yang digunakan adalah Produk KomersilBIOACTIVA, dan Probiotik yang digunakan adalah bakteri Lactobacilluscasei dan L. rhamnosus dengan konsentrasi 2 × 108 CFU/gram. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan kemudian dianalisa dengan uji Analysis of Variance (ANOVA). Hasil perhitungan profil darah Hematokrit menunjukkan hasil yang berbeda nyata antar perlakuan (p < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian bahwa perlakuan sinbiotik P2 menghasilkan nilai hematokrit paling tinggi yaitu 30,00% dan nilai terendah pada perlakuan P4 dengan nilai 11,20%. Pada Hemoglobin menunjukkan hasil yang berbeda nyata antar perlakuan (p < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian bahwa perlakuan sinbiotik P2 menghasilkan nilai hemoglobin paling tinggi yaitu 9,05 g/dL dan pada perlakuan P4 dengan hemoglobin paling rendah yaitu 6,53 g/dL. Pada Eritrosit menunjukkan hasil yang berbeda nyata antar perlakuan (p < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian bahwa perlakuan sinbiotik P2 menghasilkan nilai eritrosit paling tinggi yaitu 1,85 x 1012/L dan perlakuan P4 menghasilkan nilai eritrosit paling rendah yaitu 0,82 x 1012/L. Pada Leukosit menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antar perlakuan (p > 0,05). Berdasarkan hasil penelitian bahwa perlakuan sinbiotik P1 menghasilkan nilai leukosit paling tinggi yaitu 117,45 x 109/L dan perlakuan P0 menghasilkan nilai leukosit paling rendah yaitu 83,43 x 109/L. Sedangkan pada tingkat kelulushidupan ikan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antar perlakuan (p > 0,05). Berdasarkan hasil penelitian bahwa perlakuan sinbiotik P2 menghasilkan tingkat kelulushidupan tertinggi yaitu 50%. Hal ini disebabkan karena kombinasi dosis sinbiotik pada P2 memiliki konsentrasi probiotik lebih tinggi yaitu prebiotik 1% dan probiotik 2%, sehingga jumlah bakteri probiotik yang lebih banyak dapat mempengaruhi daya cerna ikan menjadi lebih efektif dalam penyerapan nutrisi dan tingkat kompetisi bakteri yang menguntungkan lebih besar daripada pathogen, sehingga mempengaruhi tingkat kekebalan ikan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa perlakuan sinbiotik P4 menghasilkan tingkat kelulushidupan ikan terendah yaitu 36%. Hal ini disebabkan karena kombinasi dosis sinbiotik pada P4 memiliki konsentrasi yang sangat inggi yaitu prebiotik 2% dan probiotik 2%, sehingga menyebabkan perubahan pada lingkungan perairan tidak stabil. Akibatnya perlakuan ikan nila pada P4 kurang optimal terhadap tingkat kesehatan ikan sehingga dapat menyebabka tingkat kematian yang tinggi.