Daftar Isi:
  • Rumput laut merupakan salah satu komoditi sumber daya laut ekonomis yang penting dalam industri kosmetik, pangan, dan obat-obatan. Di Indonesia terdapat berbagai jenis rumput laut, diantaranya Kappaphycus alvarezii, Caulerpa racemossa, Gracillaria Verrucosa, Kappaphycus alvarezii dan masih banyak lagi. Jenis rumput laut yang potensial untuk kegiatan budidaya di Indonesia khususnya daerah Sumenep Madura adalah Kappaphycus alvarezii. Perairan Sumenep Madura memiliki potensi pencemaran logam berat yang sangat besar yang dapat kita lihat dari adanya eksplorasi minyak di sekitar laut Madura. Logam berat merupakan istilah untuk logam yang mempunyai berat jenis lebih besar dari 5g/cm3. Logam berat termasuk ke dalam unsur non esensial bagi organisme, terutama pada rumput laut. Salah satu jenis logam berat yang terdapat di perairan Bluto dan Saronggi Sumenep, Madura adalah Cadmium (Cd). Cemaran logam berat Cadmium (Cd) memberikan dampak racun terhadap rumput laut Kappaphycus alvarezii yang ditandai dengan klorosis pada thallus rumput laut. Hal ini menyebabkan rumput laut sulit untuk melakukan proses fotosistesis yang kemudian menyebabkan thallus berubah warna menjadi kuning hingga menjadi tidak berwarna sama sekali. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2019. Lokasi pengambilan sampel dilakukan di Perairan Bluto dan Saronggi, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sampel rumput laut Kappaphycus alvarezii, air laut, dan sedimen. Sampel diperoleh dari budidaya rumput laut di Perairan Bluto dan Saronggi. Parameter utama yang diamati adalah kandungan logam berat Cadmium (Cd), klorofil-a dan morfologi sel pada rumput laut Kappaphycus alvarezii. Parameter penunjang yang diamati adalah kualitas air seperti suhu, salinitas, kecerahan, pH, dan DO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kandungan logam berat Cadmium pada Kappaphycus alvarezii, air laut, dan sedimen di Perairan Bluto dan Perairan Saronggi. Perairan Bluto memiliki jumlah klorofil-a yang lebih rendah daripada Perairan Saronggi. Ketebalan dinding sel pada Kappaphycus alvarezii di Perairan Saronggi memiliki dinding sel yang lebih tipis daripada Perairan Bluto. Pengukuran kualitas air di Perairan Bluto dan Saronggi melalui parameter suhu, pH, salinitas, kecerahan dan DO. Hasil pengukuran dari kedua perairan tersebut tidak terdapat perbedaan yang mencolok dan dalam kondisi optimal.