Daftar Isi:
  • Ikan lele (Clarias bathracus) merupakan komoditas penting untuk usaha akuakultur di Indonesia, dikarenakan lele dapat dibudidayakan pada lahan terbatas dengan padat tebar yang tinggi dan teknologi budidaya yang relatif mudah dikuasai. Salah satu hal terpenting dalam proses budidaya lele yaitu kegiatan pembenihan. Pembenihan dilakukan menggunakan proses pemijahan secara buatan (induced breeding). Proses pembenihan merupakan tahap awal untuk mendapatkan benih yang berkualitas dalam keberlanjutan usaha perikanan. Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah untuk mengetahui dan memahami secara langsung mengenai teknik pembenihan ikan lele (Clarias bathracus) dengan metode pemijahan secara buatan. Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan pada 17 Desember 2018-22 Januari 2019 di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Benih Ikan (BBI) Pare Desa Pare, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Metode yang digunakan yaitu partisipasi aktif dengan pengambilan data meliputi data primer dan sekuder. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, partisipasi aktif, dan wawancara. Teknik pembenihan ikan lele Mutiara (Clarias bathracus) dengan pemijahan secara buatan di Balai Benih Ikan (BBI) Pare dimulai dari persiapan kolam, seleksi induk, pemeliharaan induk, pemberokan induk, pemijahan induk, penetasan telur, pemberian pakan larva, dan perhitungan Survival Rate (SR). Di BBI Pare pembenihan lele dapat dihasilkan Survival Rate (SR) 81%. Selalu dilakaukan monitoring kualitas air, serta dilakukan pengendalian hama dan penyakit. Hambatan yang ada selama pembenihan lele yaitu kurangnya fasilitas peralatan pengujian kualitas air.