Daftar Isi:
  • Salah satu usaha budidaya yang berkembang saat ini adalah usaha budidaya Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) yang populer baik di pasaran dalam dan luar negeri, memiliki nilai ekonomis yang tinggi di Asia Tenggara. Produksi ikan kerapu Indonesia pada 2006 sebanyak 4.021 ton dan pada 2007 meningkat menjadi 8.035 ton dengan rata-rata kenaikan tiap tahunnya antara 2005-2009 sebesar 7,48%. Tujuan Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui Teknik Pembesaran Ikan Kerapu Macan pada Keramba Jaring Apung dan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pembesaran Ikan Kerapu Macan di UPT Pengembangan Budidaya Laut Situbondo Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di UPT Pengembangan Budidaya Laut Situbondo, pada tanggal 17 Desember 2018 sampai tanggal 17 Januari 2019. Metode kerja yang digunakan yaitu metode deskriptif. Metode tersebut meliputi wawancara, pengamatan, dan partisipasi aktif selama proses kegiatan pembesaran. Data yang terkumpul terdiri atas data primer dan sekunder. Teknik pembesaran ikan kerapu Macan yaitu Pemilihan lokasi,persiapan wadah pembesaran, seleksi benih, penebaran benih,manajemen pakan, Grading, Perawatan keramba, manajemen kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, serta pemanenan dalam Budidaya. Nilai kualitas air pada keramba pemeliharaan ikan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) dengan suhu berkisar 30-30,4° C, DO 6,07-6,17 ppm, pH 8,04-8,09, salinitas 33-35 ppt, (SR) 86%, (FCR) 1,59 dan (GR) 2,9 gram/hari. Hambatan pada pembesaran ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) yaitu kondisi cuaca yang tidak stabil, serangan hama, penyakit, kualitas pakan yang tidak selalu bagus dan tidak sesuainya ukuran jaringdengan ukuran komoditas.