Daftar Isi:
  • Kerang Merupakan salah satu sumber daya hayati yang telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia baik secara lokal maupun skala besar untuk berbagai kepentingan antara lain sebagai bahan makanan sumber protein, bahan kerajinan, sebagai campuran pakan ternak dan bahan bangunan. Hal ini dikarenakan kerang batik memiliki nilai ekonomis tinggi dan juga memiliki kandungan nutrisi yang baik salah satunya komposisi kimia kerang batik tersebut, dimana komposisi kimia adalah kadar air, kadar abu, protein, lemak dan karbohidrat. Pada penelitian ilmiah ini adalah ingin mengetahui komposisi kimia pada kerang batik pada 2 lokasi berbeda yang terdapat pada perairan Sedati. Wilayah pesisir Kecamatan Sedati merupakan salah satu wilayah Kabupaten Sidoarjo yang memiliki potensi sumber daya perairan di bidang perikanan tangkap dan perikanan tambak. Sehingga perlu untuk dilakukan penelitian ini agar dapat mengetahui kondisi perairan Sedati dengan cara menganalisis biota akuatik yaitu kerang batik (Paphia undulata). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan komposisi kimia pada kerang batik (Paphia undulata) dilokasi yang berbeda dan mengetahui perbedaan komposisi kimia kerang batik (Paphia undulata) karena pengaruh lingkungan di perairan Sedati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey,yaitu dengan cara mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Variabel yang diteliti bisa tunggal ( satu variable) bisa juga lebih dari satu variabel. Dari hasil yang didapat terdapat 5 parameter dari 2 titik stasiun, parameter tersebut dapat dijelaskan yaitu kadar karbohidrat di Stasiun A sebanyak 2,63% dan di Stasiun B sebanyak 2,88%. Kemudian kadar protein di Stasiun A sebanyak 19,41% dan di Stasiun B sebanyak 19,75%. Lalu kadar lemak sebanyak di Stasiun A sebanyak 6,73% dan di Stasiun B sebanyak 6,42%. Setelah itu kadar air di Stasiun A sebanyak 69,07% dan di Stasiun B sebanyak 68,72%. Akhirnya kadar abu di Stasiun A sebanyak 2,16% dan di Stasiun B sebanyak 2,23%.