Daftar Isi:
  • Penelitian ini berfokus pada penerimaan atlet panahan perempuan terhadap penggambaran femininitas atlet panahan perempuan dalam film 3 Srikandi. Penelitian ini menjadi menarik dikarenakan identitas femininitas digambarkan secara berseberangan dalam satu tokoh. Ketiga tokoh utama digambarkan dengan fisik yang memenuhi standar femininitas ideal bagi masyarakat namun pada saat yang bersamaan ketiganya menggambarkan sifat dan peran yang dianggap tidak cukup feminin. Aspek yang diangkat dalam film ini adalah penampilan fisik, gaya berpakaian, riasan wajah dan sifat perempuan sebagai atlet yang kemudian menjadi sebuah rumusan masalah yakni bagaimana penerimaan atlet panahan perempuan terhadap penggambaran femininitas atlet panahan perempuan yang digambarkan dalam film 3 Srikandi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode analisis resepsi. Teknik pengumpulan data pada penlitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam kepada atlet panahan perempuan sebagai informan. Peneliti menggunakan teori encoding-decoding dari Stuart Hall yang menyatakan bahwa audiens menjadi bagian dari interpretative communities yang dapat berperan secara aktif menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh media untuk melakukan analisis data Berdasarkan analisis data, penampilan fisik tokoh Kusuma paling menggambarkan atlet panahan perempuan diantara ketiga tokoh utama. Gaya berpakaian Lilies dan Yana cukup menggambarkan atlet panahan perempuan saat berlatih. Gaya berpakaian Kusuma paling menggambarkan atlet panahan perempuan pada saat tidak berlatih. Riasan wajah Lilies dan Kusuma menggambarkan atlet panahan perempuan pada saat berlatih. Riasan wajah Lilies paling menggambarkan atlet panahan perempuan diantara ketiga tokoh utama pada saat tidak berlatih. Sifat ketiga tokoh menggambarkan atlet panahan perempuan dalam film 3 Srikandi.