Good Manufacturing Practices (Gmp) Pada Proses Pembekuan Ikan Layur (Trichiurus Savala) Di Pt. Pan Putra Samudra, Rembang, Jawa Tengah
Daftar Isi:
- Ikan layur merupakan salah satu sumberdaya hayati laut yang memiliki nilai ekonomis penting. Ikan layur menjadi salah satu komoditi ekspor ke beberapa negara seperti negara Korea, Taiwan, dan China. Ikan Layur umunya diekspor dalam keadaan beku. Terdapat banyak perusahaan eksportir hasil pengolahan ikan Layur di Indonesia yang harus bersaing dengan perusahaan pengolahan ikan Layur yang ada di luar negeri untuk mendapatkan konsumen. Salah satu upaya yang dilakukan Indonesia untuk meningkatkan daya saing adalah dengan melakukan Program Kelayakan Pengolahan yaitu dengan menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP) dengan benar. Tujuan Praktek Kerja Lapang ini yaitu mempelajari penerapan GMP pada proses produksi ikan Layur beku. Praktek Kerja Lapang dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2018 sampai 17 Januari 2019. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di PT. Pan Putra Samudra Rembang yang terletak di Jalan Raya Rembang-Tuban KM 32, Kec. Kragan, Kab. Rembang, Prov. Jawa Tengah. Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini menggunakan metode observatif dengan pengambilan data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara, partisipasi aktif, observasi, dan studi pustaka. Hasil Praktek Kerja Lapang ini menunjukkan bahwa aspek-aspek GMP pada proses produksi ikan layur beku yang diterapkan oleh PT. Pan Putra samudra sebagian besar telah dilaksanakan dengan baik. Dalam setiap proses produksi mulai bahan baku datang hingga penyimpanan, proses yang dijalankan oleh PT. Pan Putra samudra dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter sehingga kualitas produk terjamin hingga ke tangan supplier. Aspek-aspek GMP secara umum meliputi lingkungan dan lokasi pengolahan, bangunan dan fasilitas, peralatan pengolahan, fasilitas dan kegiatan sanitasi, sistem pengendalian hama, hygiene karyawan, pengendalian proses, manajemen pengawasan, dokumentasi dan pencatatan. Akan tetapi masih terdapat kekurangan pada pengawasan karyawan, seperti karyawan yang kurang disiplin dalam ruang produksi yang seharusnya tidak boleh dilakukan, seperti beberapa karyawan sering kali tidak menggunakan sarung tangan saat proses produksi dan tidak menggunakan masker dengan baik dan sesuai dengan fungsinya. Hal tersebut merupakan suatu permasalahan dalam penerapan GMP.