Daftar Isi:
  • Ikan lele merupakan ikan yang banyak dibudidayakan secara intensif hampir di seluruh wilayah Indonesia karena intensifikasi adalah pilihan yang paling memungkinkan untuk meningkatkan produksi budidaya. Semakin intensif suatu kegiatan budidaya akan diikuti dengan semakin tingginya konsentrasi senyawa nitrogen terutama amoniak sehingga terjadi penurunan kualitas air yang disebabkan meningkatnya produk metabolit dan menurunnya kandungan oksigen terlarut dalam air. Salah satu cara untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam budidaya secara intensif yaitu dengan penerapan teknologi bioflok. Teknologi bioflok dapat dilakukan dengan menambahkan karbohidrat organik kedalam media pemeliharaan untuk merangsang pertumbuhan bakteri heterotrof dan meningkatkan rasio C/N (Crab et al., 2007). Dengan penambahan materi karbon, bakteri heterotrof mampu mengubah nitrogen anorganik yang berasal dari feses maupun sisa pakan menjadi protein sel tunggal yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ikan atau udang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan bioflok pada budidaya ikan lele dengan pemberian dosis probiotik yang berbeda terhadap FCR (Food Convertion Rate) dan retensi protein. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Analisa statistik menggunakan Analysis of Variant (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dengan pemanfaatan bioflok pada budidaya ikan lele (clarias sp.) dengan pemberian dosis probiotik yang berbeda berbeda nyata (P<0,05) terhadap FCR (Food Convertion Rate) dan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap retensi protein.