Daftar Isi:
  • Obesitas dan rokok merupakan masalah bagi Indonesia pada saat ini. Kasus obesitas sentral di Indonesia pada tahun 2018 lebih banyak dari pada obesitas yaitu mencapai 31% dan merokok merupakan salah satu faktor risiko obesitas sentral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Menganalisis hubungan antara merokok dengan obesitas sentral pada pria di Indonesia Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian menggunakan data sekunder IFLS5 (2014) dengan didapatkan besar sampel sebanyak 4648 responden. Variabel yang diteliti yaitu status merokok, jenis perokok, usia mulai merokok, lama merokok, jenis rokok, aktifitas fisik, frekuensi konsumsi daging, dan status obesitas sentral. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara aktifitas fisik (p=0,000 ), frekuensi konsumsi daging (p= 0,024 ), Status merokok (p=0,000), jenis perokok (p= 0,002 ), dan jenis rokok (p= 0,000) dengan kejadian obesitas sentral, sedangkan pada usia mulai merokok (p= 0,463) dan lama merokok (p=0,347) tidak ada hubungan dengan kejadian obesitas sentral. Selain itu diketahui bahwa ada hubungan antara jenis perokok dengan frekuensi konsumsi daging (p = 0,001) Kesimpulan dari penelitian ini adalah perokok berat lebih berisiko mengalami obesitas sentral daripada perokok ringan dan terbukti bahwa rokok rendah tar tidak lebih aman daripada rokok kretek dalam menyebabkan obesitas sentral, serta adanya risiko pola makan yang buruk pada perokok berat. Sebaiknya perlu mempertimbangkan upaya pencegahan obesitas sentral dengan meberikan edukasi tentang bahaya merokok dan pentingnya melakukan aktifitas fisik dan pola makan gizi seimbang untuk mencegah terjadinya obesitas sentral khususnya bagi perokok.