Hubungan Konsumsi Air Minum Dan Iklim Kerja Dengan Dehidrasi Pada Pekerja Konstruksi Di Surabaya
Daftar Isi:
- Pekerja konstruksi adalah pekerja yang berisiko terkena penyakit akibat panas karena terpapar sinar matahari langsung, beban kerja yang berat, dan jam kerja yang panjang, yaitu dehidrasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekuatan korelasi antara konsumsi air dan iklim kerja dengan tingkat dehidrasi pekerja konstruksi di Surabaya. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah 17 pekerja yang ditentukan menggunakan teknik total populasi. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner, pengukuran iklim kerja, beban kerja dan berat jenis urin. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif menggunakan crosstabulation dan uji statistik korelasi Spearman untuk menentukan kekuatan korelasi antara dua variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja berusia ≤40 tahun (76,5%), memiliki masa istirahat yang cukup (76,5%), hanya minum ketika haus dan sedang mengalami dehidrasi (94,1%). Semua pekerja konstruksi termasuk dalam kategori beban kerja berat (100%) sedangkan hasil WBGT yang diukur melebihi TLV. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan hubungan yang rendah antara karakteristik responden dan dehidrasi kecuali untuk volume air yang dikonsumsi (c = 0,707). Beban kerja yang berat dan iklim kerja yang melebihi TLV dapat merangsang tubuh berkeringat jika tidak diimbangi dengan konsumsi air yang cukup, sehingga dapat menyebabkan dehidrasi. Berdasarkan temuan ini, penyelenggara proyek harus menyediakan air minum yang memadai serta memfasilitasi pekerja dengan akses yang lebih mudah ke air, berbagi pengetahuan kepada pekerja tentang pentingnya konsumsi air, dan meminta pekerja untuk mengenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang untuk menghindari sinar matahari. Kata kunci : beban kerja, iklim kerja, dehidrasi, pekerja konstruksi, konsumsi air