Analisis Teori Peran Dalam Kebijakan Instalasi Sistem Terminal High Altitude Area Defense (Thaad) Korea Selatan Pada Pemerintahan Moon Jae In 2017-2019
Daftar Isi:
- Kebijakan pemerintahan Park Geun Hye pada tahun 2016 untuk menginstalasi sistem THAAD menjelang kelengserannya sebagai presiden Korea Selatan mewariskan suatu bentuk dilema bagi pemerintahan Moon Jae In. Pemerintahan Moon dihadapkan pada fokus kebijakan luar negeri yang membutuhkan prioritas dan perhatian besar, yaitu dalam menyikapi protes dari Tiongkok, menyikapi provokasi militer Korea Utara yang semakin intensif, serta terkait dinamika hubungan aliansinya dengan AS. Narasi yang berkembang dalam literatur dibalik rasionalisasi Moon untuk mempertahankan sistem THAAD adalah bahwa THAAD merupakan produk dari aliansi AS-Korea Selatan untuk membendung ancaman nuklir Korea Utara. Sedangkan narasi utama lain yang beredar terkait kontroversinya, berdasar pada masalah ketimpangan persepsi antara Tiongkok dan Korea Selatan terkait kapasitas dan objektif sistem THAAD. Namun, gagasan-gagasan tersebut gagal untuk menyorot rasionalisasi Korea Selatan di bawah pemerintahan Moon Jae In in per se sebagai aktor aktif kebijakan luar negeri dan keamanan di kawasan. Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis menggunakan Teori Peran dari Holsti untuk mecoba menjawab rasionalisasi kebijakan Korea Selatan di bawah pemerintahan Moon dalam mempertahankan sistem THAAD. Melalui Teori Peran, penulis meninjau tiga aspek utama: (1) konsepsi peran nasional, (2) ekspektasi peran, dan (3) performa peran dari Korea Selatan dari tahun 2017 hingga 2018. Dari analisis tersebut, penulis menemukan terdapat tiga peran utama yang dikonsepsikan, yaitu Korea Selatan sebagai (1) “Regional Security Hub”, (2) “Self Reliant Country”, dan (3) “U.S. Faithful Ally”. Sedangkan ekspektasi peran yang penulis temukan bersumber dari AS terkait strategi extended deterrence aliansi, dan ekspektasi Tiongkok untuk mendesak Korea Selatan mencabut sistem THAAD. Dari analisis terhadap konsepsi, ekspektasi, dan performa peran Korea Selatan tersebut, penulis berargumen bahwa instalasi sistem THAAD terbukti dikonstruksi sekaligus turut mengonstruksi peran nasional yang diaspirasikan oleh Korea Selatan sebagai aktor kebijakan luar negeri dan keamanan di Semenanjung Korea.