Daftar Isi:
  • Pelantikan Muhammad bin Salman (MbS) sebagai putra mahkota menimbulkan transisi dan proses reformasi Saudi Arabia yang paling signifikan di kawasan Timur Tengah. Beberapa kebijakannya menjadi sebuah bentuk reformasi sosial baru yang membuat Saudi memiliki citra lebih modern dengan lebih terbuka dan terlibat aktif secara budaya di ranah internasional. Salah satunya adalah membuka kerjasama baru dalam bidang budaya dengan China. Hubungan Saudi dengan China telah ada sejak lama tetapi dalam bentuk kerjasama ekonomi, militer, dan energi. Hal ini turut membuat MbS menjadi sosok utama yang layak untuk diteliti dari sisi individu dan fenomena ini menarik untuk dianalisis sebagai sebuah objek penelitian serta penting untuk mencari mengapa perubahan tersebut dilakukan oleh Saudi Arabia di masa setelah MbS naik menjadi putra mahkota. Penelitian ditulis untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut melalui teori leadership style, menentukan bagaimana MbS merespon terhadap halangan, terbuka dalam informasi, dan motivasinya untuk mengontrol kendali dan membentuk suatu agenda kebijakan. Peneliti menggunakan content analysis, yaitu analisis terhadap teks wawancara dan pidato MbS terkait kebijakan luar negeri Arab Saudi. Peneliti menemukan bahwa MbS menyertakan aspek budaya dalam kebijakan luar negerinya terhadap China dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan MbS yang expansionistic, yaitu fokus pada memperluas power dan influence Arab Saudi. Dengan demikian, penelitian ini memfokuskan pada gaya kepemimpinan MbS yang akan menentukan kebijakan luar negeri budaya Arab Saudi terhadap China. Kata-Kata