Resiliensi Pada Wanita Yang Melakukan Mastektomi Akibat Kanker Payudara
Daftar Isi:
- Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker tertinggi yang menyerang wanita serta dapat menurunkan rasa percaya diri, stress, ketakutan dan kesedihan yang mendalam terlebih jika harus melakukan operasi pengangkatan jaringan payudara atau mastektomi yang berdampak pada efek psikososial dan efek negatif pada citra tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran resiliensi pada wanita yang melakukan mastektomi akibat kanker payudara dengan menggunakan teori resiliensi milik Reivich Shatte (2002) beserta aspek-aspek resiliensi yang terdiri dari optimisme, pengendalian impuls, regulasi emosi, kemampuan analisis masalah, efikasi diri, empati dan hubungan dengan orang lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode kasus instrinsik. Subjek penelitian ini adalah wanita yang melakukan mastektomi akibat kanker payudara yang berjumlah 2 orang subjek 1 berusia 77 tahun dan subjek 2 berusia 48 tahun yang diperoleh dengan cara pengisian skala resiliensi offline. Metode penggalian data yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan subjek dan significant other yang merupakan keluarga terdekat subjek. Teknik yang digunakan adalah teknik analisis tematik dengan tipe teori theory driven. Hasil penelitan menunjukkan bahwa seluruh subjek telah mencapai resiliensi dilihat dari aspek-aspek resiliensi yang digunakan) ketika menghadapi permasalahan dalam hidupnya. Subjek masing-masing memiliki proses pencapaian resiliensi yang beragam dan momen pencapian resiliensi yang berbeda serta gambaran yang diperlihatkan selama fase menuju resiliensi, berdasarkan dukungan keluarga, teman, keyakinan dalam diri dan alasan untuk mencapai resiliensi. Wanita yang melakukan mastektomi memiliki langkah masing-masing dalam pencapaian resiliensi pada dirinya sehingga gambaran resiliensinya pun berbeda