Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran resiliensi remaja yang orang tuanya bercerai dan tinggal bersama keluarga besar. Remaja akan menunjukkan rasa tidak aman, perasaan ditolak, sedih, kesepian, marah, kehilangan, dan menyalahkan diri sendiri setelah terjadi perceraian orang tuanya. Remaja yang tinggal bersama keluarga besar akan mengalami pola pengasuhan yang terlalu mebebaskan dan terlalu otoriter, dan tidak berjalannya fungsi keluarga dengan baik akan menyebabkan perkembangan sosio-emosional remaja menjadi tidak stabil dan rapuh. Penelitian ini akan melihat resiliensi pada remaja dengan menggunakan tiga komponen milik Grotberg (1999) yaitu I have, I am dan I can. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus intrinsik. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang yang diperoleh berdasarkan kesesuaian dengan kriteria subjek yang telah ditetapkan dan tiga significant other. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dengan pedoman umum. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tematik dengan pendekatan theory-driven. Penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga remaja memiliki kemampuan resiliensi dalam diri mereka. Resiliensi ditunjukkan oleh ketiga remaja ini dengan memiliki otonomi atas dirinya, kebanggan pada diri mereka, harga diri, dan harapan masa depan yang baik. Resiliensi ketiga subjek didapatkan dari dukungan keluarga dan orang-orang sekitar, kekuatan dalam diri, dan kemampuan diri dalam memecahkan masalah. Resiliensi membuat ketiga subjek mampu menerima kondisi keluarga mereka dan penjadikan perceraian orang tuanya sebagai pembelajaran