Daftar Isi:
  • Latar belakang: Kehilangan gigi dan penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut terbanyak di Indonesia. Kedua penyakit tersebut dapat menyebabkan resorbsi tulang alveolar hingga 40-50%. Perawatan yang dapat dilakukan yaitu bone graft dengan menggunakan membran barrier. Salah satu membran yang dapat digunakan dalam Guided Bone Regeneration (GBR) yaitu membran kortikal, membran ini merupakan membran resorbable yang berfungsi sebagai pembatas antara tulang yang mengalami kerusakan dengan jaringan disekitarnya. Membran ini memberikan ruang untuk mencegah terjadinya resorpsi dengan memberikan vaskularisasi dan growth factor. Saline digunakan untuk melenturkan membran barrier agar mudah diaplikasikan. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan kecepatan adsorpsi darah golongan O pada membran kortikal yang direhidrasi dan tanpa rehidrasi saline. Metode Penelitian: Sampel membran kortikal sebanyak 14 membran (2×1cm) dan dibagi dua yaitu, kelompok kontrol 7 sampel membran kortikal tanpa rehidrasi saline dan kelompok perlakuan 7 sampel membran kortikal dengan rehidrasi saline. Kedua kelompok sampel dicelupkan ke dalam 75 ml darah. Pengukuran kecepatan adsorpsi darah golongan O dilakukan selama 10 menit. Hasil Penelitian: Hasil analisis data menggunakan Mann Whitney memiliki nilai signifikansi kurang dari 0.05 (Sig<0.05). Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Kesimpulan: terdapat perbedaan kecepatan adsorpsi darah golongan O padan membran kortikal yang tanpa rehidrasi saline dan dengan rehidrasi saline.