PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI KOPING DAN PENURUNAN STRES TRAUMATIK PADA ANAK KORBAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA NUSA TENGGARA BARAT

Main Author: LIS TRIASARI
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/92817/1/TKP%2041%2019%20Tri%20p%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/92817/2/TKP%2041%2019%20Tri%20p%20DAFTAR%20ISI.pdf
http://repository.unair.ac.id/92817/3/TKP%2041%2019%20Tri%20p%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.unair.ac.id/92817/4/TKP%2041%2019%20Tri%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/92817/
https://www.ijphrd.com
Daftar Isi:
  • Pendahuluan: Terapi bermain merupakan terapi yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak sebagai masa bermain pasca terpapar bencana. Melalui permainan, anak dapat mengekspresikan emosi dan pikiran mereka melalui bahasa universal tanpa bergantung pada verbalisasi. Metode: Desain penelitian yang digunakan yaitu Quasy-Experimental dengan rancangan penelitian non randomized control group pre test-post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar yang bersekolah di wilayah Kabupaten Lombok Utara. Sampel yang digunakan adalah 90 siswa yang sesuai dengan kriteria inklusi. Sampling yang dilakukan yaitu dengan Multistage Random Sampling kemudian dilanjutkan dengan Simple Random Sampling. Hasil dan analisis : Hasil statistik dengan menggunakan uji Paired t test didapatkan adanya pengaruh terapi bermain terhadap Problem Focused Coping pada kelompok intervensi (p = 0,000), adanya pengaruh terapi bermain terhadap Emotional Focused Coping pada kelompok intervensi (p = 0,001) dan adanya pengaruh terapi bermain terhadap stres traumatik pada kelompok intervensi (p = 0,000) Diskusi dan kesimpulan : Terapi bermain dapat membantu meningkatkan strategi koping dan menurunkan stres traumatik pada anak. Keefektifan terapi bermain dikarenakan anak lebih dapat berkomunikasi lewat permainan. Terapi bermain yang dilaksanakan di lingkungan sekolah menjadi lebih efektif karena sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Sekolah dapat menjadi tempat untuk anak mengekspresikan perasaannya dengan berbagi cerita bersama teman sebaya yang menurut mereka memiliki perasaan yang sama dengan mereka alami