UPAYA PENINGKATAN CAPAIAN PROGRAM STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) MELALUI TEAMWORK QUALITY (Studi di Puskesmas Kabupaten Sidoarjo)

Main Author: AWLIYANA RISLAPUTRI
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
etc
Online Access: http://repository.unair.ac.id/92723/1/TKA%2022%2019%20Ris%20u%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/92723/2/TKA%2022%2019%20Ris%20u%20DAFTAR%20ISI.pdf
http://repository.unair.ac.id/92723/3/TKA%2022%2019%20Ris%20u%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.unair.ac.id/92723/4/TKA%2022%2019%20Ris%20u.pdf
http://repository.unair.ac.id/92723/
https://www.ijphrd.com
Daftar Isi:
  • Salah satu upaya untuk menurunkan status gizi kurang, status gizi lebih, perawakan pendek, dan gangguan tumbuh kembang adalah dengan meningkatkan pelayanan program SDIDTK. Pelayanan program SDIDTK selama ini dilakukan oleh tim SDIDTK yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, dan ahli gizi. Pembentukan tim tersebut bertujuan agar program dilakukan secara semestinya.Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun rekomendasi upaya peningkatan capaian program stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang dengan analisis teamwork quality di Puskesmas Kabupaten Sidoarjo.Jenis Penelitian ini adalah observasional dengan rancang bangun cross sectional. Lokasi penelitian di tiga Puskesmas Kabupaten Sidoarjo. Sampel penelitian adalah bayi berusia 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Candi, Puskesmas Sekardangan, dan Puskesmas Krembung. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling dengan besar sampel adalah 292 Ibu dengan bayi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dengan panduan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bayi berusia 3 bulan (29,5%) dan 12 bulan (28,4%); jenis kelamin laki-laki lebih banyak (55,1%) dibandingkan perempuan (44,9%); berasal dari wilayah kerja Puskesmas Candi (44,1%); berdasarkan status gizi bayi (BB/PB) ditemukan sebagian besar bayi mempunyai status gizi baik (66,8%), (19,5%) bayi dengan gizi kurang; (13,7%) bayi dengan gizi lebih, sebagian besar (65,1%) perawakan normal; (24%) perawakan pendek; sebagian besar mempunyai lingkar kepala atas normal (87,7%); (5,8%) mikrosefal; (6,5%) makrosefal; (12,7%) gangguan perkembangan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan ditemukannya bayi dengan gangguan tumbuh kembang diharapkan tim SDIDTK dapat melakukan Intervensi dan Stimulasi secara berkelanjutan sehingga bayi dengan kelainan bisa mendapatkan pelayanan paripurna dan dapat mengejar keterlambatan tumbuh kembangnya.