GAMBARAN PEMBERIAN OBAT PENYEKAT BETA PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP PUSAT PELAYANAN JANTUNG TERPADU RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Main Author: CLARISHELLA MELVINA DEINERA, NIM011611133173
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/92144/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/92144/1/daftar%20isi.pdf
http://repository.unair.ac.id/92144/2/daftar%20pustaka.pdf
http://repository.unair.ac.id/92144/3/FK.PD.184-19%20Dei%20g.pdf
http://repository.unair.ac.id/92144/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Latar Belakang: Infark miokard merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Sekitar lebih dari 15% kematian terjadi karena infark miokard setiap tahun. Penatalaksanaan infark miokard dibagi menjadi terapi invasif dan non-invasif. Pada terapi non-invasif, obat-obatan yang sering digunakan adalah beta-bloker, ACE inhibitor (ACEi), Angiotensin II Receptor Blockers (ARB), Statin, Ca Channel Blocker (CCB) dan lain-lain. Tujuan: Penyekat beta memang sudah lama diteliti karena efektivitasnya dalam menurunkan mortalitas. Namun, belum ada penelitian yang jelas mengenai gambaran profil pemberian obat penyekat beta dan selain penyekat beta pada kasus infark miokard akut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemberian obat golongan penyekat beta dan selain golongan penyekat beta pada pasien infark miokard akutserta mengetahui alasan tidak diberikannya penyekat beta pada kasus infark miokard akut. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif. Sampel dilakukan dengan teknik total random sampling. Jumlah pasien infark miokard yang tercatat di Instalasi Rawat Inap Pusat Pelayanan Jantung Terpadu RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 1 Januari – 31 Desember 2017 adalah 216 pasien. Penyajian data ditampilkan secara sistematis berupa tabel berdasarkan usia, jenis kelamin dan aspek klinis pasien mengenai terapi yang diberikan. Hasil: Rentang usia yang paling banyak adalah 55 – 64 tahun dengan presentase sebanyak 40,7% dan jenis kelamin didominasi oleh pasien laki-laki sebanyak 155 orang (71,8%) dari total keseluruhan sampel yang diteliti. Pemberian obat terbanyak didominasi oleh obat golongan penyekat beta (52,3%) dibanding obat selain golongan penyekat beta (47,7%). Berdasarkan alasan pasien infark miokard akut tidak diberikan jika diurutkan dari jumlah yang paling banyak karena tidak terdokumentasi alasannya (46,6%) AV Blok derajat 2-3 (17,5%), Syok kardiogenik (13,6%), Gagal Jantung (13,6%), Bradikardi (1,9%), dan terakhir asma (0,97%). Kesimpulan: Pada kasus infark miokard akut, penyekat beta masih menjadi pilihan terapi. Beberapa pasien tidak mendapatkan penyekat beta karena beberapa kondisi seperti AV Blok , syok kardiogenik, gagal jantung, bradikardi dan asma.