Daftar Isi:
  • Latar Belakang : Luka bakar memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Luka bakar derajat berat sering disertai dengan trauma lain yang membutuhkan pendekatan multidisiplin yang tepat. Beberapa penelitian melihat usia, jenis kelamin, luas luka bakar, adanya trauma inhalasi untuk memprediksi angka mortalitas setelah luka bakar derajat berat, selain itu diketahui bahwa sepsis, trauma inhalasi, dan kegagalan multi-organ merupakan penyebab kematian terbesar pada pasien luka bakar. Komorbid terbesar adalah kelainan respirasi, baik akibat trauma inhalasi, gagal napas, dan trauma pada paru-paru. Komorbid kedua adalah syok dan sepsis. Beberapa penelitian telah dilakukan di beberapa kota dan negara, namun belum didapatkan data lengkap di Rumah Sakit dr. Soetomo, Surabaya. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk melihat karakteristik pasien luka bakar dan mengidentifikasi faktor resiko terkait angka mortalitas luka bakar di Rumah Sakit dr. Soetomo, Surabaya. Metode : Penelitian cross-sectional di desain deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan retrospektif dari data sekunder pasien luka bakar yang mengalami kematian dalam perawatan di RSUD dr.Soetomo Surabaya periode 2015 sampai 2018. Hasil : Didapatkan 313 pasien luka bakar yang dirawat, dengan 75 insiden kematian. Dari hasil olah uji statistik didapatkan 10 variabel yang mempengaruhi kematian secara langsung yaitu luas luka bakar, trauma inhalasi, sepsis, methicillin resistant S. aureus (MRSA), diabetes melitus, acute kidney injury (AKI), acute respiratory distress syndrome (ARDS), pneumonia, dan usia ekstrem. Kesimpulan : Tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, penyebab luka bakar, anemia, hipoalbuminemia, dan infeksi extended-spectrum betalactamase (ESBL) dengan angka kematian luka bakar pada penelitian ini. Didapatkan hubungan positif yang signifikan antara luas luka bakar, trauma inhalasi, sepsis, diabetes mellitus (DM), acute kidney injury (AKI), dan usia pasien luka bakar terhadap angka kematian luka bakar pada penelitian ini dan hubungan negatif yang signifikan terhadap MRSA, ARDS, dan pneumonia terhadap angka kematian luka bakar pada penelitian ini. Dari uji statistik didapatkan keseluruhan variabel menyumbangkan 47,4% angka kematian pada luka bakar.