Daftar Isi:
  • Background. Gangguan pertumbuhan wajah berupa hipoplasia maksila memberikan dampak yang signifikan secara psikologis bagi penderitanya terutama anak yang lahir dengan celah bibir dan langit-langit. Gangguan pertumbuhan tersebut dapat terjadi karena pengaruh operasi palatoplasti. Operasi untuk celah langit-langit yang lebar cenderung menyebabkan parut yang berlebihan dan menghambat pertumbuhan maksila ke arah anterior. Objective. Penelitian ini bertujuan untuk menilai korelasi antara lebar celah langit-langit pra operatif terhadap profil konveksitas wajah paska operasi palatoplasti pada penderita celah langit-langit Method. Sebanyak 26 penderita celah bibir dan langit-langit non sindromik berusia 9-18 tahun yang telah menjalani operasi palatoplasti dievaluasi berdasarkan data fotogrametri retrospektif lebar celah palatum pra operatif dan sudut konveksitas wajah kondisi penderita saat ini (G’-Sn dan Tr-Sn). Kedua variable selanjutnya dikorelasikan secara statistik. Result. Dari 26 penderita yang terlibat, 65,4% menderita celah bibir dan langit-langit unilateral sedangkan 34,6% sisanya bilateral. Nilai rata-rata lebar celah palatum adalah 0,47+ 0,09SD sedangkan rata-rata sudut konveksitas wajah 99,4+ 4,47SD. Tidak terdapat korelasi diantara kedua variable tersebut berdasarkan Uji Korelasi Pearson (r=-0.211) Conclusion. Lebar celah langi-langit pra operatif bukan merupakan faktor prediktif yang menentukan profil konveksitas wajah penderita celah bibir dan langit-langit. Penyebab hipoplasia maksila dapat bersifat multifaktorial.