PENINGKATAN RADIKALISME ISLAM DI KAZAKHSTAN PASCA DEKLARASI KEKHALIFAHAN ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA PADA TAHUN 2014
Daftar Isi:
- Peningkatan radikalisme di Kazakhstan yang terjadi pasca deklarasi Kekhalifahan ISIS pada 2014 merupakan sebuah fenomena yang menarik. Hal itu terjadi karena adanya kontradiktif antara identitas Islam yang ada di masyarakat Kazakhsan dan ide-ide radikal ISIS itu sendiri. Meskipun kondisi demografis Kazakhstan yang didominasi oleh penganut Islam yang mencapai 70% dari keseluruhan populasinya, namun pada dasarnya radikalisme bukanlah ancaman bagi masyarakat Kazakhstan yang relatif homogen tersebut. Hal itu terjadi karena aliran Islam yang dianut oleh masyarakat Kazakhstan adalah aliran Islam yang moderat. Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tengah lain, Kazakhstan merupakan negara paling stabil dengan tingkat radikalisme yang jauh lebih rendah. Meski demikian kondisi tersebut mengalami perubahan pasca munculnya kelompok ISIS yang gencar melakukan propaganda global melalui media online. Akibatnya sebanyak 400 warga Kazakhstan teradikalisasi dan bergabung sebagai kombatan ISIS, 15.000 warga menjadi pengikut kelompok salafi lokal, dan terjadi serangan homegrown terrorist dalam skala besar yang pertama kali terjadi di Kazakhstan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berusaha menjelaskan mengapa kemunculan ISIS dapat memicu peningkatan radikalisme di Kazakhstan. Untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan tersebut peneliti melihat keterkaitan antara dua variabel yaitu kondisi internal yang ada di Kazakhstan dan strategi propaganda global yang dilakukan oleh ISIS. Penelitian ini menggunakan tiga pendekatan yaitu masyarakat informasi, konstruktivisme, dan komunikasi strategis. Pendekatan Masyarakat Informasi berfungsi untuk menjelaskan sejauh mana Kazakhstan telah tersentuh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, dan bagaimana ISIS dapat mengeksploitasi kondisi tersebut sehingga paaham radikalnya dapat mempengaruhi masyarakat Kazakhstan. Konstruktivisme berfungsi untuk menjelaskan bagaimana paparan ide-ide radikal mampu memicu perubahan identitas masyarakat yang semula moderat menjadi radikal. Kemudian komunikasi strategis berfungsi untuk menjelaskan bagaimana ISIS mampu membangun jaringan dan mengembangkan narasinya untuk meradikalisasi masyarakat Kazakhstan.