Daftar Isi:
  • Kematian maternal dapat menjadi penyebab stres neonatal yang akan mengaktivasi HPA axis untuk mensekresi glukokortikoid sebagai penanda stres sehingga dapat mempengaruhi perkembangan otak yang berlangsung cepat pada 1000 hari pertama kehidupan. Synapsin-I terlibat pada awal perkembangan sistem saraf otak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis ekspresi synapsin-I pada cerebrum dan cerebellum Rattus norvegicus usia 3 hari yang dipisah dari induk dan yang tidak dipisah dari induk. Unit sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol terdiri dari anak Rattus norvegicus baru lahir yang tidak dipisah dari induk dan kelompok perlakuan yang terdiri dari Rattus norvegicus baru lahir dipisah dari induk dan diberi susu formula sebagai nutrisi menggunakan sonde, diobservasi selama 3 hari. Sampel masing-masing kelompok terdiri dari 18 induk dan unit sampel adalah 3 ekor anak Rattus norvegicus dari setiap induk dengan bobot terberat, sedang dan terendah, dianastesi, didekapitasi, setiap 3 kepala tersebut diambil otaknya untuk dijadikaan satu sediaan. Ekspresi synapsin-I diwakili warna coklat kromogen pada bagian jaringan cerebrum dan cerebellum dengan pewarnaan imonohistokimia, dinilai dengan Immunoreactive Score. Rerata dan standar deviasi ekspresi synapsin-I cerebrum dan cerebellum Rattus norvegicus kelompok kontrol (IRS: 4,08 ± 1,45 dan IRS: 3,80 ± 1,21), kelompok perlakuan (IRS: 2,35 ± 1,22 dan IRS: 2,22 ± 1,00). Hasil menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan menggunakan uji Mann Whitney dengan nilai p=0,000 (p<0,05) di cerebrum dan uji Independent T dengan nilai p=0,000 (p<0,05) di cerebellum. Ekspresi synapsin-I pada cerebrum dan cerebellum anak Rattus norvegicus usia 3 hari yang dipisah dari induk sebagai model kematian maternal lebih rendah daripada yang tidak dipisah dari induk.