Daftar Isi:
  • Remaja putri rentan mengalami anemia defisiensi zat besi karena siklus menstruasi maupun kehilangan basal sehingga memerlukan asupan zat besi cukup dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Konsep Health Belief Model yang terdiri dari perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived barrier, self efficacy dan perceived threat mendorong untuk melakukan tindakan pencegahan anemia. Aplikasi Health Belief Model dapat membentuk perubahan perilaku gizi melalui rasa terancam akan bahaya suatu penyakit. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 70 siswi di SMAK Santo Stanislaus yang sedang duduk di bangku kelas X dan XI. Sampel dipilih dengan teknik simple random sampling dan dbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Data dikumpulkan menggunakan wawancara kuesioner. Data dianalisis menggunakan software SPSS menggunakan uji independent t-tes dan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat pengetahuan (p<0,001), perceived susceptibility (p<0,001), perceived severity (p = 0,009), perceived benefit (p<0,001), perceived barrier (p<0,001), self efficacy (p = 0,014), dan perceived threat (p<0,001), serta tingkat konsumsi zat besi (p<0,001) setelah aplikasi pada kelompok perlakuan. Diketahui bahwa kenaikan rata-rata pengetahuan, perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived barrier, self efficacy, perceived threat dan tingkat konsumsi makanan sumber zat besi pada kelompok perlakuan lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Nilai hemoglobin tidak memiliki perbedaan yang signifikan setelah diberikan edukasi baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini adalah aplikasi Health Belief Model dapat meningkatkan pengetahuan serta komponen HBM untuk mendorong perubahan perilaku pencegahan anemia melalui peningkatan konsumsi makanan sumber zat besi. Pada penelitian lebih lanjut disarankan agar dapat memperhatikan faktor perancu yang mempengaruhi kadar hemoglobin di dalam tubuh dan mengupayakan inovasi produk makanan sebagai substitusi tablet tambah darah untuk meningkatkan penerimaan remaja putri.