HUBUNGAN AKSES PANGAN DAN POLA ASUH MAKAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN DI KECAMATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP
Main Author: | LUTFIYATUL AFIFAH, 101411231031 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/90103/1/FKM.GZ.29-19%20Afi%20h%20abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/90103/2/FKM.GZ.29-19%20Afi%20h%20daftar%20isi.pdf http://repository.unair.ac.id/90103/3/FKM.GZ.29-19%20Afi%20h%20daftar%20pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/90103/4/FKM.GZ.29-19%20Afi%20h.pdf http://repository.unair.ac.id/90103/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Status gizi balita dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya akses pangan dan pola asuh makan. Selain itu terdapat faktor lain yaitu tingkat asupan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara akses pangan dan pola asuh makan dengan dengan status gizi balita usia 2-5 tahun di Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik simple random sampling. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 70 balita dan orang tua balita usia 2-5 tahun di Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep. Variabel dependen pada penelitian ini adalah status gizi balita berdasarkan BB/TB dan variabel independen adalah akses pangan dan pola asuh makan Penentuan status gizi dilakukan dengan pengukuran antropometri yaitu berat badan dan tinggi badan balita. Wawancara menggunakan formulir food recall 2 x 24 hours kepada orang tua balita untuk mengetahui tingkat asupan balita. kuesioner untuk data karakteristik balita dan orang tua, akses pangan, instrumen CFQ untuk pola asuh. Data diuji menggunakan uji korelasi spearman dengan α= 0,05. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara akses fisik (p=0,043) tingkat konsumsi energi (p=0,040) karbohidrat (p=0,045) dengan status gizi balita. Tidak ada hubungan antara pendapatan (p=0,649) asupan protein (p=0,117) lemak (p=0,153) restriction (p=0,428) pressure to eat (0,204) dan monitoring (0,248) dengan status gizi balita. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingginya akses fisik serta tingginya energi dan karbohidrat meningkatkan status gizi sehingga penting untuk meningkatkan jumlah dan jenis keberagamana makan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan meningkatkan status gizi.