Daftar Isi:
  • Pemeliharaan sapi perah Friesian holstein pada kondisi iklim tropis dengan suhu dan kelembaban yang tinggi dapat menurunkan produktivitas ternak dan produksi susu. Usaha–usaha pengembangan dan peningkatan produksi susu sapi perah dapat dilaksanakan melalui pengadaan bibit unggul, lingkungan dan perawatan kesehatan. Faktor lingkungan yang berpengaruh yaitu manajemen pemeliharaan, pakan, temperature, manajemen reproduksi, dan kesehatan. Salah satu usaha yang menimbulkan penurunan produksi susu adalah cacingan. Kerugian akibat infeksi parasit khususnya cacing pada ternak di Indonesia sangat besar. Hal ini akibat parasit tersebut menyerap zat-zat makanan, menghisap darah /cairan tubuh, atau makan jaringan tubuh ternak. Helminthiasis juga menyebabkan kerusakan pada sel-sel epitel usus sehingga dapat menurunkan kemampuan usus dalam proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan serta produksi enzim-enzim yang berperanan dalam proses pencernaan. Gangguan akibat cacing pada sapi perah dapat menyebabkan penurunan produksi susu pada ternak dewasa dan hambatan pertumbuhan pada ternak muda. Selain itu akibat infeksi cacing parasit menyebabkan kondisi tubuh ternak menurun sehingga dapat menggagalkan vaksinasi dan memungkinkan timbulnya berbagai penyakit lain seperti bakterial, viral maupun parasit lainnya. pengamatan ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan tingkat infeksi telur cacing serta jenis telur cacing pada saluran pencernaan sapi perah dan untuk mengetahui gambaran pengetahuan helminthiasis yang akan dilakukan di peternakan Kaliwaron kota Surabaya. Indikasi infeksi cacing 30 ekor sapi perah didasarkan pada penemuan telur cacing pada pemeriksaan feses menggunakan metode apung (larutan gula jenuh), sedimentasi, dan natif. Pemeriksaan menggunakan peralatan di laboratorium parasitologi fakultas kedokteran hewan universitas airlangga agar mendapat hasil yang valid. Pemeriksaan setiap sampel feses dilakukan menggunakan tiga metode. Enam (20%) dari 30 sampel ditemukan terinfeksi parasit telur cacing kelas Nematoda dengan spesies Haemonchus contortus dan Trichuris globulosa. Jumlah telur tertinggi berturut turut adalah Haemonchus contortus. Ditemukan pula infeksi tunggal dan campuran telur cacing kelas Nematoda pada sapi perah dengan spesies tersebut.