ASUHAN KEPERAWATAN INTOLERANSI AKTIVITAS PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER
Main Author: | NURUL ISTIQOMAH, 151611913200 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/89564/1/ABSTRAK%20FV%20KP%2037%2019%20Ist%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/89564/2/DAFTAR%20ISI%20FV%20KP%2037%2019%20Ist%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/89564/3/DAFTRA%20PUSTAKA%20FV%20KP%2037%2019%20Ist%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/89564/4/FULLTEXT%20FV%20KP%2037%2019%20Ist%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/89564/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Penyakit jantung koroner adalah penyakit arteri koroner yang disebabkan oleh penumpukan lemak pada arteri Koroner. Keadaan ini menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke jantung yang berpengaruh pada saraf oto dan kelemahan fisik sehingga terjadi masalah keperawatan intoleransi aktivitas. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran dan pengalaman langsung dalam memberikan asuhan keperawatan intoleransi aktivitas dengan pendekatan asuhan keperawatan intoleransi aktivitas pada pasien PJK di Ruang Gardena RSUD Ibnu Sina Gresik. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendalam serta menganalisa pasien dari pengkajian sampai evaluasi yang dicapai. Hasil penelitian ini menunjukkan pada masalah intoleransi aktivitas pada kasus 1 masalah teratasi pada tanggal 21 Juli 2019 pukul 12.00 WIB dengan kriteria hasil pasien mengatakan sudah tidak sesak saat dibuat beraktivitas, sedangkan pada kasus 2 masalah teratasi sebagian pada tanggal 23 Juli 2019 pukul 14.00 dengan kriteria hasil pasien mengatakan sesak agak mendingan meskipun beraktivitas. Setelah dilakukan keperawatan masing-masing 3 hari oleh peneliti, evaluasi pada hari terakhir kasus 1 masalah teratasi dan pada kasus 2 masalah teratasi sebagian. Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan terdapat kesenjangan pada tehap evaluasi antara kasus dengan teori. Hal ini dikarenakan pada kasus 1 pada evaluasi hari ke 3 pasien dapat beraktivitas secara mandiri dan kasus 2 pada evaluasi hari ke 3 pasien sudah menyatakan keinginannya untuk meningkatkan aktivitasnya, sehingga antara tinjauan teori dengan kasus terjadi kesenjangan.