Daftar Isi:
  • Keluarga Berencana adalah upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatur kelahiran dan jumlah anak. Berdasarkan data Dinas PPKB Kabupaten Banyuwangi menunjukkan bahwa Kecamatan Rogojampi adalah daerah dengan minat MOP tertinggi, namun pada tahun 2017 terjadi penurunan hingga 70% dari jumlah peserta MOP. Tujuan penelitian ini menganalisis faktor yang mempengaruhi akseptor KB pria terhadap penggunaan jenis alat kontrasepsi MOP. Faktor tersebut meliputi karakteristik responden, pengetahuan, sikap, nilai budaya, persepsi, dukungan istri dan dukungan petugas PLKB. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 71 responden. Analisis data dalam penelitian ini adalah univariabel, bivariabel, dan multivariabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dua belas variabel, terdapat enam variabel yang berhubungan dengan penggunaan jenis alat kontrasepsi MOP yakni usia responden (p=0,002), pengetahuan (p=0,000), nilai budaya (p=0,000), persepsi (p=0,000), dukungan istri (p=0,000), dan dukungan petugas PLKB (p = 0,000). Selain itu enam variabel yang tidak berhubungan dengan penggunaan jenis alat kontrasepsi MOP yakni pendidikan responden (p=0,076), pekerjaan responden (p=0,632), suku responden (p=0,712), jumlah anak (p=0,069), usia anak terakhir (p=156), dan sikap (p=0,059). Berdasarkan dari variabel yang berhubungan terdapat satu variabel yang berpengaruh terhadap penggunaan jenis alat kontrasepsi MOP yakni variabel nilai budaya (sig = 0,039). Kesimpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh nilai budaya terhadap penggunaan jenis alat kontrasepsi MOP. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya kerjasama dengan masyarakat dengan melibatkan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat maupun petugas PLKB untuk meningkatkan minat penggunaan KB jenis kontrasepsi MOP.