KORELASI ANTARA KADAR ADIPONEKTIN DAN HBA1C PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI LABORATORIUM PRODIA SURABAYA
Main Author: | FITRAH MAULID WULANDARI, 151610113005 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/89263/1/FV.%20TLM.%2002-19%20Wul%20k%20abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/89263/2/FV.%20TLM.%2002-19%20Wul%20k%20daftar%20isi.pdf http://repository.unair.ac.id/89263/3/FV.%20TLM.%2002-19%20Wul%20k%20daftar%20pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/89263/4/FV.%20TLM.%2002-19%20Wul%20k.pdf http://repository.unair.ac.id/89263/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Diabetes melitus adalah salah satu gangguan metabolik yang menyerang penduduk di dunia, ditandai dengan keadaan hiperglikemia yang menyebabkan gula menumpuk pada darah. Hal ini disebabkan karena kegagalan sekresi insulin, gangguan fisiologis insulin atau keduanya, serta gangguan metabolisme protein serta lipid. Federasi Diabetes Internasional (IDF) melaporkan 382 juta kasus diabetes pada 2013 dan diprediksi akan terus meningkat di tahun 2035 menjadi 592 juta dan 80% dari kasus tersebut berasal dari negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang prevalensi penderita diabet melitusnya menunjukkan peningkatan dari 5,7% di tahun 2007 menjadi 6,9% di tahun 2013. Diabetes melitus tidak bisa dilepaskan dari beberapa faktor resiko yang salah satunya adalah obesitas. Obesitas merupakan masalah kesehatan utama yang meningkatkan resiko terjadinya sindroma metabolik terutama resistensi insulin. Pada penderita obesitas akan terjadi penumpukan lemak visceral yang pada normalnya jaringan lemak memiliki peran dalam mensintesis dan mensekresi produk endokrin dan kemungkian berhubungan dengan obesitas dan resistensi insulin. Adiponektin merupakan protein spesifik yang dihasilkan jaringan adiposa yang perannya dikaitkan dengan penyerapan glukosa sebagai sumber energi dan insulin, serta berperan sebagai anti inflamasi, dimana pada obesitas adipositokin yang dihasilkan cenderung bersifat pro inflamasi. Beberapa literatur menyatakan adanya hubungan antara obesitas dan kadar adiponektin yang ada di tubuh. Adanya korelasi antara obesitas dengan kadar adiponektin dalam tubuh, serta besarnya potensi penderita obesitas mengalami diabetes melitus maka, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan korelasi antara kadar adiponektin dan HbA1c pada penderita diabetes melitus.