Daftar Isi:
  • Latar belakang : Cerebral palsy adalah penyakit gangguan motorik neurologis non- progresif. Insiden terjadinya cerebral palsy menurut WHO adalah 2 hingga 2.5/1000 kelahiran. Drooling adalah keadaan saat saliva keluar dari mulut secara tidak terkontrol dan terus-menerus. Jumlah kasus drooling bisa diperkirakan hingga 10-37% pada anak cerebral palsy. Metode : Penelitian ini menggunakan metode retrospektif analitik menggunakan data rekam medik pasien di Poli Rawat Jalan Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 1 Januari 2016 - 31 Desember 2017. Hasil : Penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 45 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dengan 23 jumlah sampel laki-laki dan 22 sampel perempuan. Insiden puncak terjadi pada rentang usia 1-5 tahun, sebanyak 36 pasien. Sedangkan jenis cerebral palsy terbanyak adalah quadriplegi spastic 20 kasus. Terdapat pasien dengan gangguan menelan sejumlah 7 orang (15,6%), dan gangguan wicara mendominasi pola gejala pada sampel yaitu 43 orang (95,6%). Sebanyak 21 pasien cerebral palsy dengan manifestasi klinis drooling memiliki status gizi baik. Kesimpulan : Pada penelitian ini didapatkan kasus tertinggi terjadi pada rentang usia 1-5 tahun dan jenis cerebral palsy terbanyak yaitu cerebral palsy quadriplegic spastic. Manifestasi klinis lain yang dominan adalah gangguan wicara.