HUBUNGAN KADAR HBA1C (HEMOGLOBIN A1C) DAN CYSTATIN C PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
Main Author: | SEKAR TRISNA PURWANTARI, 151610113003 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/89231/1/FV.%20TLM.%2001-19%20Pur%20h%20abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/89231/2/FV.%20TLM.%2001-19%20Pur%20h%20daftar%20isi.pdf http://repository.unair.ac.id/89231/3/FV.%20TLM.%2001-19%20Pur%20h%20daftar%20pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/89231/8/FV.%20TLM.%2001-19%20Pur%20h.pdf http://repository.unair.ac.id/89231/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Penderita diabetes melitus di dunia selalu mengalami kenaikan. Di Indonesia, penderita diabetes melitus diprediksi mencapai 21,3 juta penderita pada 2030. Diabetes melitus disebabkan oleh tubuh yang tidak dapat memproduksi insulin yang adekuat atau tubuh tidak dapat merespon insulin dengan baik. Diabetes melitus dapat berkembang menjadi diabetes nefropati yang disebabkan oleh keadaan hiperglikemia yang terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan memiliki progresivitas yang terjadi secara lambat. Cystatin C digunakan sebagai salah satu marker untuk deteksi dini gangguan pada ginjal. Untuk mengontrol progesivitas diabetes nefropati, pengendalian status glikemik melalui pemeriksaan HbA1c perlu dilakukan sebelum resiko kematian datang. Beberapa penelitian menunjukkan terdapat hubungan atau korelasi positif antara HbA1c dan Cystatin C. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah HbA1c dan Cystatin C memiliki hubungan atau korelasi yang positif pada penderita diabetes mellitus.