Daftar Isi:
  • Saat ini kasus defek tulang di Indonesia cukup tinggi. Beberapa penyebabnya adalah kecelakaan, penyakit, cedera, dan trauma. Proses penyembuhan defek tulang dapat dilakukan dengan menggunakan biomaterial pengganti yang memiliki komposisi mirip dengan tulang, dimana 67% berupa hidroksiapatit, 28% kolagen dan 5% zat protein non kolagen. Pada penelitian kali ini dilakukan sintesis scaffold yang berfungsi sebagai sarana untuk interaksi sel dan pembentukan matriks ekstraseluler tulang dan juga dapat memberikan dukungan struktural pada jaringan yang baru terbentuk menggunakan HA/Kolagen/Kitosan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi komposisi optimum yang memberikan sifat paduan terbaik sebagai kandidat bone scaffold dan karakterisasi pada komposit HA/Kolagen/Kitosan sebagai kandidat bone scaffold menggunakan uji FTIR, uji SEM, uji porositas, uji degradasi, uji kuat tekan, dan uji MTT Assay. Pembuatan bone scaffold dilakukan dengan mencampurkan larutan hidroksiapatit, kolagen, dan kitosan dengan perbandingan 7:3:0; 7:2,5:0,5; 7:2:1, dan 6,5:1,5:2 yang kemudian diproses menggunakan freeze drying. Hasil FTIR dari sampel scaffold HA/Kolagen/Kitosan menunjukkan adanya ikatan hidrogen yang terjadi antara gugus fungsi OH, NH2, dan C=O dari kolagen, OH dan NH2 dari kitosan, dan OH dari hidroksiapatit. Hasil karakterisasi terbaik dimiliki oleh sampel dengan perbandingan Hidroksiapatit/Kolagen/Kitosan 6,5:1,5:2 dengan ukuran pori mencapai 127,004 μm, presentase porositas 87,09%, presentase degradasi 23,20% pada minggu ke-4, nilai kuat tekan 4,85 MPa, dan nilai viabilitas sel 79,18%.