Daftar Isi:
  • Kerusakan tulang menurut World Health Orgnization (WHO) merupakan kasus dengan jumlah penderita mencapai 200 juta orang di seluruh dunia. Penanganan kerusakan tulang selama ini terhambat oleh terbatasnya donor tulang, baik dari bagian tubuh pasien, pendonor, atau hewan. Serta mahalnya bahan sintesis yang mulai terjawab dengan adanya rekayasa jaringan tulang. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan PLA/EC terhadap scaffold hidroksiapatit sebagai kerangka yang dapat menopang dalam proses pertumbuhan tulang pada rekayasa jaringan tulang. Untuk membuat material scaffold hidroksiapatit/PLA/EC dilakukan proses sintesis menggunakan metode simple mixing dan freeze drying. Terdapat lima variasi perbandingan konsentrasi HAp/PLA/EC (88:10:2; 88:8:4; 88:6:6; 88:4:8; 88:2:10) %wt. Dari hasil uji FTIR diketahui bahwa adanya interaksi kimia yang terbentuk dari pergeseran peak pada gelombang serapan 1065,44 cm-1 – 963,21 cm-1 oleh kelima sampel. Karakteristik morfologi menunjukkan permukaan penampang tidak rata yang menandakan hidroksiapatit terdistribusi secara merata dan ukuran pori yang mencapai range 102,16 μm – 140,33 μm dengan penambahan konsentrasi EC yang tinggi maka ukuran pori semakin kecil. Hasil uji compressive strength sangat berbanding lurus dengan morfologi. Semakin kecil ukuran pori, maka kekuatan mekanik yang dihasilkan semakin besar hingga mencapai 5,699 MPa. Sedangkan pada uji porositas, penambahan rasio EC menurunkan nilai porositas scaffold mencapai 66,2634%. Dari hasil uji sitotoksisitas diperoleh empat sampel tidak toksik oleh sampel dengan konsentrasi EC yang semakin tinggi. Sehingga scaffold HAp/PLA/EC memiliki potensi sebagai kandidat dalam penanganan kasus kerusakan tulang cancellous berdasarkan karakterisasi yang telah dilakukan.